Langsung ke konten utama

DUA KENI'MATAN BESAR



Dua macam keni'matan. Tiada satu makhluq pun yang terlepas dari keduanya, yaitu Ni'mat ciptaan (al-ijad). Dan ni'mat kelestarian (al-imdad). Disini sedikit kami menguraikan tentang dua hal macam keni'matan yang Allah berikan kepada kita. Nikmat penciptaan (al-ijad) dan ni'mat pemeliharaan atau pelestarian (al-imdad) adalah  Merupakan dua ni'mat yang biasa dibutuhkan oleh setiap yang maujud.

Dengan ni'mat penciptaan (al-ijad), membuat sesuatu yang semula tidak ada menjadi ada. Setelah sesuatu tercipta, maka pasti membutuhkan pemeliharaan, pengembangan dan pelestarian akan keberadaan dan eksistensinya. Itulah ni'mat " al-imdad ".

AN'AMA 'ALAYKA AWWALAN BIL IIJAADI WA TSAANIIHAA BI TAWAALIIL IMDAADI.
Artinya :  " Kenik'matan dari Allah Ta'ala yang pertama adalah Ni'mat ijad. Seterusnya adalah ni'mat imdad, yang terus-menerus disempurnakan."

Ketahuilah, Wujud dari segala yang diciptakan (makhluq), termasuk wujud kita. Yang selalu membutuhkan suplai energi pemeliharaan dan kelestarian, serta pengembangan menuju kesempurnaan. Baik secara zahir kita maupun batin kita.

Allah Ta'ala berfirman : WA ASBAGHA 'ALAYKUM NI'AMAHU ZHAAHIRAN WA BAATHINAN.
Artinya : " ... Dan (Allah) menyempurnakan untukmu ni'mat-Nya zahir dan batin." (QS. Luqman : 20)

Demikian pula dalam hal wujud keimanan dan kecintaan ta'at kepada Allah, pemeliharaan dan pengembangannya yang lebih baik dan sempurna didalam hati kita ini. Begitu pula kebencian terhadap kekufuran dan kema'siatan. Semua itu merupakan ni'mat dan anugerah besar dari Allah Ta'ala. Seandainya bukan karena ni'mat besar dari Allah itu, tentu kita berada didalam kesesatan dan kegelapan. Tenggelam didalam lautan kebodohan.

Dalam hal ini, Allah Ta'ala telah memperingatkan kita semua dalam Al-Qur'an, surah Al-Hujurat, ayat 7-8 yakni : WA LAAKINNALLAAHA HABBABA ILAYKUMUL IIMAANA WA ZAYYANAHU FII QULUU BIKUM WA KARRAHA ILAYKUMUL KUFRA WAL FUSUUQA WAL 'ISHYAANA ULAA- IKA HUMUR RAASYIDUUN.
FADHLAN MINALLAAHI WA NI'MATAN WA-LLAAHU 'ALIIMUN HAKIIM.
Artinya :  " ... tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan, dan menjadikan keimanan itu indah didalam hatimu, serta menjadi kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus. Sebagai karunia dan ni'mat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui-Maha Bijaksana."

Ni'mat Allah yang Dia- berikan kepada kita itu sangat besar dan terus menerus diberikan. Baik secara zahiriah maupun batiniah. Oleh karena itu, Hendaklah kita mengetahui kadar besarnya ni'mat Allah itu yang diberikan kepada kita. Lalu kita mensyukuri ni'mat-Nya itu, serta bertawakkal kepada-Nya. Terhadap semua itu, maka kita tidak boleh mengandalkan akal dan kemampuan serta ilmu yang kita miliki. Sebab  SEMUANYA ITU ADALAH SEMATA-MATA ANUGERAH ALLAH YANG DIBERIKAN KEPADA KITA, YANG BERADA DILUAR KEMAMPUAN DIRI KITA UNTUK MEWUJUDKAN DAN MELESTARIKANNYA.

Orang-orang yang arifillah berkata : " Barangsiapa yang memandang ketauhidannya kepada Allah, sebagai sesuatu yang diperoleh karena kecerdasan akalnya, maka ketauhidannya itu, tidak akan bisa menyelamatkannya dari neraka."

Senada dengan ungkapan oleh Dzin Nun Al-Mishri : " Barangsiapa yang memandang ketauhidannya kepada Allah, sebagai hasil dari kemampuan dirinya, maka ketauhidan itu, tidak akan dapat menyelamatkannya dari neraka. Tetapi hendaklah ia memandang bahwa Ketauhidan itu, semata-mata anugerah besar dari Allah. Dan mensyukuri anugerah besar itu kepada-NYA.

Abu Thalib Al-Makki berkata : " Sebaik-baik ni'mat adalah ni'mat iman dan ma'rifat kepada Allah."

Nah, Sangat jelas bukan keterangan diatas yang kami kemukakan. Agar kalian memahami tentang ni'mat zahir dan batin. Itulah anugerah yang diberikan Allah kepada kita semua. Kita diadakan merupakan ni'mat zahir, dan diberi ni'mat batin berupa keimanan,ketauhidan dan kema'rifatan, maka syukurilah ni'mat itu, agar sejalan apa yang diberikan kepada kita semua. Ingatlah ! Sebagai hamba, patut kita laksanakan tugas kita kepada-Nya yaitu  Beribadah kepada-Nya, agar sesuai dengan jati kita sebagai hamba yang mukmin lagi disempurnakan derajat kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHUSYU' DAN HUDHUR

"Sungguh, berbahagialah orang-orang mu'min yakni mereka  yang khusyu' dalam shalatnya" (QS. Al-Mu'minun 23 : 1-2)           Disini kita mengutip lagi tentang khusyu' dan hudhur, agar Anda memahami tentang maksud makna arti kedua ini, biar Anda jelas apa itu khusyu' dan apa itu hudhur. Mari simak kembali, biar Anda puas memahami maksudnya. KHUSYU' Ketahuilah, Banyak para ulama kita yang beda pendapat memaknai khusyuk itu pendapat pertama menyebut bahwa Khusyu' dalam shalat bisa diperoleh dengan memejamkan mata, merendahkan suara, dan tidak melirik kekanan dan kekiri. Pendapat yang lain mengatakan bahwa Bila shalat sudah dimulai hendaklah ia tidak mempedulikan disekelilingnya, atau tidak ada orang sebelah kanannya maupun disebelah kirinya, serta menganggap tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting selain shalat. Pendapat yang lain pula mengatakan bahwa Khusyu' dapat dicapai dengan mengerahkan ingatan hanya pada Allah dengan seg...

JANGAN HANYUT DAN TERTIPU OLEH PUJIAN

                           Pujian adalah suatu penghalang seorang hamba yang hendak menetapkan hatinya untuk khusyu' kepada Allah, maka perlu kita waspadai diri kita atas pujian manusia.  Ingatlah, tipu daya pujian dapat merusak imannya yang bertauhid, karena orang yang beriman itu, bila ia mendapat pujian, tentu ia merasa takut kepada Allah, dan tentu pujian itu menghalangi suatu perjalanan dirinya tuk menuju hadirat-Nya.  Daripada itu, berdo'alah jika Anda dipuji, agar pujian itu tidak singgah kedalam hati.  Bila hanyut dan tertipu oleh pujian, maka itu sebagai tindakan yang membahayakan hatinya. AJHALUN NAASI MAN TARAKA YAQIINA MAA 'INDAHU LI-ZHANNI MAA 'INDAN NAAS Artinya : " Manusia yang paling bodoh itulah yang suka mengabaikan keyaqinan yang ada pada dirinya. Karena mengikuti dugaan yang ada pada orang lain." Ingatlah! Hanyut dan tertipu dengan pujian dan sanjungan manusia a...