Langsung ke konten utama

ANTARA GELISAH DAN BAHAGIA


"Kurangilah kesenangan Anda terhadap dunia, supaya berkurang pula kedudukan Anda pada dunia"

       Bagi orang yang sehat, menolak kerusakan itu lebih baik daripada menarik kemaslahatan. Oleh sebab itu, " Barangsiapa yang dijauhkan oleh Allah dari harta duniawi yang berlebih-lebihan, lalu ia merasa cukup dengan yang sedikit, tanpa rakus menginginkan tambahan, baik harta maupun pangkat duniawi, maka dialah orang yang berakal sempurna. Berfikiran baik untuk keselamatan dirinya. Sebab dengan begitu, berarti ia sudah menangkal dan menghindari dirinya dari kerusakan akan adanya kegelisahan karena Meninggalkan sesuatu yang menyenangkan sesaat, namun berujung pada kegelisahan yang lebih dalam."

        Ada sebagian hukama ditanya : " Mengapa Anda terlihat tidak pernah gelisah?" Ia menjawab : " Karena saya tidak menyimpan barang yang akan merisaukan bila hilang. Sebab, yang menyenangkan itulah pula yang menyusahkan. Jika sedikit, maka sedikit pula bila banyak yang disenangi, tentu banyak pula yang akan menyusahkan.

           Diceritakan, konon ada seorang membei hadiah kepada raja sebuah gelas dari pirus yang bertaburkan permata yang sangat berharga, maka karena sangat gembira, raja menerimanya. Ia menunjukkan hadiah itu pula seorang ahli hikmah, lalu berkata : " Bagaimana menurut pendapat Anda mengenai gelas ini?" Ia menjawab : "Menurut pendapatku, itu suatu musibah dan kefaqiran". Raja kembali bertanya : " Kenapa bisa begitu?" Jawabnya : " Jika gelas itu pecah, berarti suatu musibah, sebab : Tidak dapat ditambal, dan tidak ada gantinya. Jika tercuri, Anda sangat merasa kehilangan dan membutuhkannya kembali, sehingga Anda menjadi faqir, tidak mempunyai gelas yang Anda suka itu". Tidak lama kemudian,Tiba-tiba gelas itu pecah. Sehingga raja benar-benar merasa mendapat musibah dan sangat menyesal. Lalu raja berkata : " Benar, apa yang dikatakan orang arif itu."

          Hasan ra. berkata : " Bagaimana seorang bisa dikatakan sebagai orang yang berakal sehat, bila setiap saat, ia tenggelam dalam hiruk-pikuk dan hingar-bingar pesta makan dan minum, dengan gaya pakaian dan kenderaannya. Mereka itulah sebenarnya orang-orang yang merugi, Mereka itulah orang-orang yang lalai dan bodoh". Ketahuilah,Seorang yang berakal sehat ialah orang yang tidak terpengaruh oleh sesuatu apapun. Jika sesuatu itu ada merepotkan dan menyibukkannya dari bila hilang, maka penyebabnya akan merasa menyesal dan kebingungan."

            Ketika ditanyakan kepada Abu Qasim Al-Junaid : "Kapan seseorang itu bisa disebut sebagai orang yang berakal sempurna?" Junaid berkata : " Seorang yang berakal sehat itu adalah Yang menyelidiki segala sesuatu, mencari yang lebih utama untuk dikerjakan dan didahulukan dari lain-lainnya. Dan selalu mengitu petunjuk Allah dan Rasul-Nya, dalam membedakan antara yang berguna dan yang mudharat bagi dirinya, baik di dunia maupun diakhirat". Nah, Sudah jelaskan apa yang kami jelaskan, bahwa dua perbedaan orang yang berakal sehat dengan orang yang juga berakal sehat, tetapi bedanya ialah ia berakal sehat, dan memiliki harta yang banyak, dan memiliki jabatan, tapi ia takut akan kehilangan harta dan jabatannya, bila musibah datang padanya, ataupun ia memiliki harta yang melimpah, justru ia ingin terus menambah hartanya. 

    Nah penyakit inilah yang dapat menjauhinya dari rahmat Allah, dikarenakan harta dan kedudukan, sehinha ia menjadi lalai dan terhanyut keduniaan. Sedangkan bagi orang yang berakal sehat, tapi mencukupi apa yang didapatinya, lalu mensyukurinya, tidak mengeluh dalam mencari, tidak menyesal bila hartanya hilang, justru ia sabar dan tawakkal, maka inilah yang sebenarnya orang yang sempurna akalnya, karena ia memahami apa yang dicarinya adalah rezeqi yang telah ditentukan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHUSYU' DAN HUDHUR

"Sungguh, berbahagialah orang-orang mu'min yakni mereka  yang khusyu' dalam shalatnya" (QS. Al-Mu'minun 23 : 1-2)           Disini kita mengutip lagi tentang khusyu' dan hudhur, agar Anda memahami tentang maksud makna arti kedua ini, biar Anda jelas apa itu khusyu' dan apa itu hudhur. Mari simak kembali, biar Anda puas memahami maksudnya. KHUSYU' Ketahuilah, Banyak para ulama kita yang beda pendapat memaknai khusyuk itu pendapat pertama menyebut bahwa Khusyu' dalam shalat bisa diperoleh dengan memejamkan mata, merendahkan suara, dan tidak melirik kekanan dan kekiri. Pendapat yang lain mengatakan bahwa Bila shalat sudah dimulai hendaklah ia tidak mempedulikan disekelilingnya, atau tidak ada orang sebelah kanannya maupun disebelah kirinya, serta menganggap tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting selain shalat. Pendapat yang lain pula mengatakan bahwa Khusyu' dapat dicapai dengan mengerahkan ingatan hanya pada Allah dengan seg...

DUA KENI'MATAN BESAR

Dua macam keni'matan. Tiada satu makhluq pun yang terlepas dari keduanya, yaitu Ni'mat ciptaan (al-ijad). Dan ni'mat kelestarian (al-imdad). Disini sedikit kami menguraikan tentang dua hal macam keni'matan yang Allah berikan kepada kita. Nikmat penciptaan (al-ijad) dan ni'mat pemeliharaan atau pelestarian (al-imdad) adalah   Merupakan dua ni'mat yang biasa dibutuhkan oleh setiap yang maujud. Dengan ni'mat penciptaan (al-ijad), membuat sesuatu yang semula tidak ada menjadi ada. Setelah sesuatu tercipta, maka pasti membutuhkan pemeliharaan, pengembangan dan pelestarian akan keberadaan dan eksistensinya. Itulah ni'mat " al-imdad ". AN'AMA 'ALAYKA AWWALAN BIL IIJAADI WA TSAANIIHAA BI TAWAALIIL IMDAADI. Artinya :   " Kenik'matan dari Allah Ta'ala yang pertama adalah Ni'mat ijad. Seterusnya adalah ni'mat imdad, yang terus-menerus disempurnakan." Ketahuilah, Wujud dari segala yang diciptakan (makhluq), te...