Langsung ke konten utama

ANTARA KEKHUSUSAN DAN KEIKHLASAN


         "Tidaklah setiap orang yang menampakkan kekhususan, dengan sendirinya sempurna keikhlasannya". Yang dimaksud dengan kekhususan adalah ANUGERAH ISTIMEWA SECARA KHUSUS YANG DIBERIKAN KEPADA HAMBA-HAMBA ALLAH YANG SHALEH. Merekalah orang-orang Khawasul Khawas yang diberi perhatian istimewa oleh Allah Ta'ala. Sehingga dapat menembus hakikat dibalik alam maujud.

                      Mereka itulah orang yang khas yang dekat kepada Allah yakni " Al- Muqarrabin " Yang cinta Allah dan dianugerahi ilmu hikmah. Merekalah orang-orang zuhud, yang bersungguh-sungguh dal beribadah dan mengamalkan wirid yang dianugerahi Allah kemuliaan dan kekeramatan. Mereka sungguh-sungguh menjalani keta'atan dan ibadah secara ikhlas tanpa peduli dengan haq-haq yang semestinya mereka perlukan. Keikhlasan dan kesungguhan dalam keta'atan dan ibadah itulah sehingga Allah berkenan menganugerahkan kekeramatan dan keistimewaan, semata-mata sebagai anugerah dan kemurahan Allah.

             Keimanan mereka benar-benar berurat akar menghujam didalam hati. Kokoh dan kuat, hatinya tenang dan damai. Meskipun kekeramatan dan keistimewaan itu, bukan menjadi tujuan dari ibadah yang dilakukannya, tetapi karena mereka menjalankan ibadah hanya untuk mencari keridha'an Allah semata. Maka " SEBAB KEIKHLASAN ITULAH SEHINGGA ALLAH MELIMPAHKAN ALIRAN ILMU HIKMAH DAN KEKERAMATAN KEPADANYA ".

                  Tetapi, ketika orang-orang khawasul khawas itu silau dengan kekeramatan dan keajaiban pemandangan, lalu mereka terfitnah olehnya, maka : Derajat kemuliaannya itu melorot tajam dalam pandangan Allah 'Azza wa Jalla. As-Syibali, ketika ia lapar maka, apa yang dilihatnya dihutan itu, semuanya berupakan makanan yang siap disantap. Apabila seseorang telah sampai pada maqam hakikat, maka kondisinya sebagaimana ia mengatakan " Aku bermalam di sisi Tuhan-ku. Dia- memberiku makan dan minum "

                Didalam Lathaipul Minan disebutkan bahwa : " Kekeramatan seorang wali, itu adakalanya muncul pada dirinya sendiri. Tetapi terkadang kekeramatan baginya itu dimunculkan diluar darinya. Sehingga terlihat jelas bukti kekuasaan Allah yang diperlihatkan melalui dirinya, tanpa adanya suatu sebab apapun". Namun demikian, seorang hamba yang dianugerahkan Allah kekeramatan itu, ia sendiri tidak mengetahui akan kekeramatannya itu Namun Orang diluar dirinya lah yang melihat dan menyaksikannya sebagai kekeramatan.

               Bagi hamba yang shaleh dan khas itu, bukan kekeramatan itulah yang menjadi tujuannya. Baginya yang terpenting adalah : " MENDAPAT KERIDHA'AN ALLAH DALAM MENJALANKAN IBADAH DAN KETA'ATAN KEPADA-" MENDAPAT KERIDHA'AN ALLAH DALAM MENJALANKAN IBADAH DAN KETA'ATAN KEPADA-NYA " Tetapi dengan begitu, Allah hendak memperlihatkan qudrat dan iradah-Nya dengan sifat-Nya yang 'azali tanpa disertai sebab musabab pada hamba pilihan-Nya itu.

           Tidaklah sama antara orang yang ma'rifatullah dengan limpahan nur-Nya dan orang yang ma'rifatullah dengan akalnya. Demikianlah sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Abu Hasan ra. Karena kekeramatan itu, semata anugerah dari Allah, bisa jadi kalian dibuat terperanjat, keheranan oleh pemandangan mengagumkan yang malah diperlihatkan oleh Allah pada seorang hamba yang masih dalam tingkat awal. Hal demikian pernah terjadi pada seorang wali diawal perjalanannya yang melihat seseorang yang terjatuh dari atas jembatan akan tercebur kedalam pusaran arus air yang sangat kuat dan dahsyat. Melihat pemandangan itu, seketika ia berkata " Berhenti " Tiba-tiba orang yang hendak terjatuh terseret arus itu, seketika terhenti menggelatung diatas air. Allah Maha Mengetahui dan ketulusan hati hamba-Nya.

             Terkadang Allah memandang tidak perlu memberikan kekeramatan pada sebagian salafus shaleh. Namun Allah memberikan kema'rifatan kepada mereka dengan terbukanya rahasia keghaiban dan kemampuan pandang menembus sisi-sisi terdalam hakikat segala sesuatu. Gunung yang kokoh dan tinggi menjulang tidak lagi perlu diberi kekeramatan sebagai pengokohan dan penguatan baginya. Nah,Semoga kutipan singkat ini, dapatlah kalian petik hikmahnya. Semoga kita semua benar-benar ikhlas dalam beribadah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHUSYU' DAN HUDHUR

"Sungguh, berbahagialah orang-orang mu'min yakni mereka  yang khusyu' dalam shalatnya" (QS. Al-Mu'minun 23 : 1-2)           Disini kita mengutip lagi tentang khusyu' dan hudhur, agar Anda memahami tentang maksud makna arti kedua ini, biar Anda jelas apa itu khusyu' dan apa itu hudhur. Mari simak kembali, biar Anda puas memahami maksudnya. KHUSYU' Ketahuilah, Banyak para ulama kita yang beda pendapat memaknai khusyuk itu pendapat pertama menyebut bahwa Khusyu' dalam shalat bisa diperoleh dengan memejamkan mata, merendahkan suara, dan tidak melirik kekanan dan kekiri. Pendapat yang lain mengatakan bahwa Bila shalat sudah dimulai hendaklah ia tidak mempedulikan disekelilingnya, atau tidak ada orang sebelah kanannya maupun disebelah kirinya, serta menganggap tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting selain shalat. Pendapat yang lain pula mengatakan bahwa Khusyu' dapat dicapai dengan mengerahkan ingatan hanya pada Allah dengan seg...

JANGAN HANYUT DAN TERTIPU OLEH PUJIAN

                           Pujian adalah suatu penghalang seorang hamba yang hendak menetapkan hatinya untuk khusyu' kepada Allah, maka perlu kita waspadai diri kita atas pujian manusia.  Ingatlah, tipu daya pujian dapat merusak imannya yang bertauhid, karena orang yang beriman itu, bila ia mendapat pujian, tentu ia merasa takut kepada Allah, dan tentu pujian itu menghalangi suatu perjalanan dirinya tuk menuju hadirat-Nya.  Daripada itu, berdo'alah jika Anda dipuji, agar pujian itu tidak singgah kedalam hati.  Bila hanyut dan tertipu oleh pujian, maka itu sebagai tindakan yang membahayakan hatinya. AJHALUN NAASI MAN TARAKA YAQIINA MAA 'INDAHU LI-ZHANNI MAA 'INDAN NAAS Artinya : " Manusia yang paling bodoh itulah yang suka mengabaikan keyaqinan yang ada pada dirinya. Karena mengikuti dugaan yang ada pada orang lain." Ingatlah! Hanyut dan tertipu dengan pujian dan sanjungan manusia a...