Langsung ke konten utama

DIAM ADALAH HIKMAHNYA KEDEKATAN HAMBA


              "Sesungguhnya diam itu merupakan sebuah pintu-pintu hikmah. Dan sesungguhnya diam itu tanda atas segala kebaikan." (Imam Abu Hasan Ar-Ridha dalam kitab ushul Al-Kafi). Dan Luqman berkata kepada puteranya : "Wahai anakku, Apabila engkau meyaqini bahwa perkataan adalah perak, maka sesungguhnya diam itu adalah emas."

                 Semoga kita semua mendapat karunia dari Allah Ta'ala, berupa hikmah yang besar yaitu anugerah mendekatkan diri kepada-Nya agar dapat berjumpa dengan-Nya dalam rahmat dan kasih-sayang-Nya. Dan tanda-tanda mendapat hikmah itu adalah : "Barangsiapa yang hatinya ikhlas karena Allah 40 pagi, maka kelihatanlah air mata hikmah itu dari qalbunya yang melalui lidahnya." Ketahuilah, para ulama billah itu, tidak hanya sekedar mengenal saja, akan tetapi mereka juga mengenal akan martabat Ilahi. Dan tentu mereka itu, sudah tenggelam disamudera Ahadiah-Nya. Didalam tenggelam disamudara lautannya itu, pandangan mereka hanya satu yang dituju yaitu "Allah" Baik dihadapannya, maupun dibelakangnya. Baik dikirinya, maupun dikanannya, atas, bawah, luar maupun didalam dirinya. Setiap waktunya, mereka selalu bersama Allah Ta'ala, baik suka dan dukanya, baik dalam keramaian dan kesendiriannya.

             Sungguh, tidak banyak orang yang mengetahui tentang akan kerahasiaan dirinya, walaupun ia selalu berkumpul didalam suatu keramaian. Akan tetapi hatinya tetap hanya bersama Allah Ta'ala. Dan jiwanya telah terlepas dari segala ikatan duniawi. Sesungguhnya para pecinta Tuhan itu, telah melepaskan pandangannya dari segala sesuatunya termasuk dirinya maupun orang banyak. Menyendirikan diri dan diam didalam hakikat Tuhan-nya.

        Dalam suatu khabar (hadits) diriwayatkan bahwa Nabi Daud as. sedang menyendiri didalam mihrab. Dalam kesendiriannya itu, beliau terhanyut dan terbuai dalam keheningan. Lalu tiba-tiba Allah berfirman : "Wahai Daud, sedang apakah engkau?". Lalu Nabi Daud as. menjawab : " Ya Rabbii, sesungguhnya aku menyendiri dalam kesendirianku". Allah berfirman : " Apa yang engkau lihat wahai Daud?". Beliau as. menjawab : " Ya Rabbii, aku pandang diriku didalam musyahadahku bahwa : Tidak ada Daud, yang ada hanyalah aku. Dan aku pandang lagi lebih kedalam bahwa : Tidak ada aku, tetapi ada hanyalah Engkau ya Rabb". Lalu Allah berfirman kepadanya : "Wahai Daud, jika benar musyahadahmu begitu, berarti engkau telah keluar yakni: Keluar dari (pengakuan) dirimu sendiri. Dan engkau sudah keluar dari dirimu sendiri. Sehingga tidak ada lagi yang ada pada dirimu. Dan engkau menyatakan bahwa : Yang ada hanyalah " AKU " Karena itu, engkau telah sampai pada-Ku."

                Nah jadi, bagi seseorang yang hendak menempuh perjalanan menuju kehadhirat Allah Ta'ala maka ia mesti harus melalui beberapa tahapan dan tingkatan itu. Yang mana nanti akhir tahapannya itulah " DIAM ". Sebenarnya diam itu adalah satu maqam Qadim Allah Ta'ala. Sebagaimana yang dinyatakan oleh para arifin yang sudah billah dengan rahasia singgasana Tuhan, dalam sebuah kitab " Ad-durun nafis " dalam ungkapannya : " Diam itu adalah maqam yang tertinggi yaitu maqam Rabbul 'Izzati pada singgasana-Nya ". Didalam kediaman itu sesungguhnya adanya hakikat Muhammad yang bermaqam. Dan dari situlah sumbernya kalam rahasia Ilahiyah yang berbunyi : " Kun fayakun ".

         Nah jadi, Setiap para kekasih-kekasih Allah itu, mereka itu telah sampai pada maqam diam yaitu: Satu maqam yang mengangkat derajat dan martabat Insan yaitu Insanul kamil mukamil yang berkedudukan tinggi. Mereka itu, tidak pernah sedetikpun hatinya melupakan Allah, terus basah lidahnya mengingat Allah Ta'ala. baik dalam kesendirian, maupun dalam keramaian.

             Jadi, untuk sampai suatu maqam mulia ini, yang harus Anda tempuh ada lima tahapan mulia yaitu :
  • Pertama Fana' fil mursyid Yaitu Lenyap dalam keta'an Anda dan cinta Anda kepada mursyid.
  • Kedua Fana' fir Rasul Yaitu Lenyap dalam keta'atan Anda dan kecintaan Anda kepada Rasulullah saw.
  • Ketiga Fana' fillah Yaitu Lenyap dalam keta'atan Anda dan kecintaan Anda hanya Kepada Allah semata.
  • Empat Baqa' billah Yaitu Terbuka hijab kedirian Anda. Sehingga rahasia diri Anda bersatu dengan kebenaran Allah Ta'ala.
  • Kelima Liqa' illah Yaitu Berjumpa dengan Rabbu 'izzati didalam kediaman-Nya.

             Nah Semoga ini, dapat Anda pelajari dengan sebaik-baiknya, agar Anda benar-benar akan menyadari diri sendiri bahwa Diri ini sangat perlu difahami dan disadari. Karena itu adalah tujuan yang mulia dalam mencapai manusia yang arif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHUSYU' DAN HUDHUR

"Sungguh, berbahagialah orang-orang mu'min yakni mereka  yang khusyu' dalam shalatnya" (QS. Al-Mu'minun 23 : 1-2)           Disini kita mengutip lagi tentang khusyu' dan hudhur, agar Anda memahami tentang maksud makna arti kedua ini, biar Anda jelas apa itu khusyu' dan apa itu hudhur. Mari simak kembali, biar Anda puas memahami maksudnya. KHUSYU' Ketahuilah, Banyak para ulama kita yang beda pendapat memaknai khusyuk itu pendapat pertama menyebut bahwa Khusyu' dalam shalat bisa diperoleh dengan memejamkan mata, merendahkan suara, dan tidak melirik kekanan dan kekiri. Pendapat yang lain mengatakan bahwa Bila shalat sudah dimulai hendaklah ia tidak mempedulikan disekelilingnya, atau tidak ada orang sebelah kanannya maupun disebelah kirinya, serta menganggap tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting selain shalat. Pendapat yang lain pula mengatakan bahwa Khusyu' dapat dicapai dengan mengerahkan ingatan hanya pada Allah dengan seg...

JANGAN HANYUT DAN TERTIPU OLEH PUJIAN

                           Pujian adalah suatu penghalang seorang hamba yang hendak menetapkan hatinya untuk khusyu' kepada Allah, maka perlu kita waspadai diri kita atas pujian manusia.  Ingatlah, tipu daya pujian dapat merusak imannya yang bertauhid, karena orang yang beriman itu, bila ia mendapat pujian, tentu ia merasa takut kepada Allah, dan tentu pujian itu menghalangi suatu perjalanan dirinya tuk menuju hadirat-Nya.  Daripada itu, berdo'alah jika Anda dipuji, agar pujian itu tidak singgah kedalam hati.  Bila hanyut dan tertipu oleh pujian, maka itu sebagai tindakan yang membahayakan hatinya. AJHALUN NAASI MAN TARAKA YAQIINA MAA 'INDAHU LI-ZHANNI MAA 'INDAN NAAS Artinya : " Manusia yang paling bodoh itulah yang suka mengabaikan keyaqinan yang ada pada dirinya. Karena mengikuti dugaan yang ada pada orang lain." Ingatlah! Hanyut dan tertipu dengan pujian dan sanjungan manusia a...