"Ada Nurullah (cahaya Allah) yang di izinkan sampai kehati. Dan Nurullah itu yang masuk menempati hati". Ketahuilah, Sesungguhnya cahaya atau nur yang datang pada hati seorang hamba itu, datangnya dari khazanah keghaiban. Nah, jadi cahaya khazanah itu terbagi menjadi dua yaitu Pertama Cahaya yang hanya di izinkan datang sebatas sampai pada zahirnya hati Anda saja. Yangkedua Dan cahaya yang di izinkan masuk kedalam sampai kelubuk hati Anda yang terdalam (hati nurani Anda).
Nah, kita akan membahas dua pembagian cahaya yang menghadiri seorang hamba ketika mendapatkan anugerah-Nya. Yang pertama adalah Cahaya yang hanya sampai pada zahir hati kita ini, maka Dengan cahaya itu, kita biisa menyaksikan diri kita sendiri, pada saat yang lain kita dapat menyaksikan Tuhan. Suatu saat kita melihat kemampuan dan kebanggaan diri sendiri. Tetapi terkadang kita merasa kehadiran cahaya itu, dekat dengan Allah. Dan dengan cahaya itu, kita menjadi cinta akhirat, tetapi terkadang masih juga cinta dunia. Sedangkan yang kedua adalah cahaya yang merasuk hingga kelubuk hati kita yang terdalam, maksudnya sampai kedalam hati nurani (mata batin/ruhani), maka : Kita ini, menjadi tidak lagi melihat sesuatu selain melihat wujud Allah, malah justru kita menjadi cinta hanya kepada Allah, tidaklah kita ini mencintai sesuatu melainkan hanya karena-Nya, dan tidaklah kita menyembah melainkan hanya kepada Allah, serta tulus ikhlas karena-Nya.
Orang-orang yang arif yang berma'rifat kepada Allah berkata "Apabila iman itu berada di zahirnya hati, maka seorang hamba disamping cinta akhirat, juga masih cinta dunia. Suatu saat ia merasa dekat kepada Allah dan ikhlas karena-Nya. Namun pada saat yang lain, ia masih memandang dan membanggakan dirinya sendiri. Apabila iman telah menembus merasuk kedalam hatinya, ia jadi membenci harta duniawi yang bersifat menipu, cintanya kepada Allah dan kehidupan akhirat sangat besar dan mendalam". Bila iman kita hanya diluar hati saja, maka kecintaan kita kepada Allah, sedang-sfang saja. Tetapi, bila iman kita itu menembus kedalam hati nurani kita, maka kecintaan kita kepada Allah akan menjadi sangat besar.
Syaikh Abu Thalib Al-Makki berkata "Kecintaan seorang hamba itu bisa dilihat, apabila ia dapat memilih dan mendahulukan Allah daripada kesenangan hawa nafsunya. Kecintaannya kepada Allah, selalu dapat mengalahkan apa yang menjadi kesukaan hawa nafsunya, maka dia menjadi mu'min sejati yang benar-benar cinta Allah. Jika tidak demikian, Maka kecintaannya kepada Allah, menurut kadar seberapa jauh antara kecintaannya kepada Allah dan terhadap kesenangan hawa nafsu". Ketahuilah Sebagian ulama, ada yang berkata bahwa : "Zahirnya hati adalah tempatnya Islam Dan batinnya adalah tempatnya iman".
Syaikh Ibnu Athaillah berkata :
RUBBAMAA WARADAT 'ALAYKAL ANWAARU FAWAJADTAL QALBA MAHSYAWAN BI SHUWARIL AATSAARI FARAATAHALAT MIN HAYTSU NAZALAT FARRIGH QALBAKA MINAL AGHYAARI YAMMALAA-UHU BIL MA'AARIFI WAL ASRAAR.
Artinya : "Kadang-kadang datang kepada Anda berbagai cahaya iIlahi, akan tetapi cahaya-cahaya Allah menemukan hati Anda penuh dengan masalah duniawi. Lalu kembalilah ketempat darimana ia turun. Oleh sebab itu, kosongkan hati Anda dari segala sesuatu selain Allah, tentu Allah akan memenuhi kehendak Anda dengan ma'rifat dan kerahasiaan-Nya."
Nah, Demikian sedikit uraian ini, dapatlah Anda memahami tentang hati. Karena hati tempatnya iman, ma'rifat serta keyaqinan. Daripada itu, maka cahaya Allah akan hadir pada hati yang ikhlas dan ridha.
Komentar
Posting Komentar