"Allah melarang kamu mengakui haq-haq orang lain yang bukan menjadi haqmu. Begitu pula, apakah mungkin Allah memperkenankanmu mengakui sifat-sifat Allah padahal Dia- adalah Tuhan semesta alam". Perkara ini dimaksudkan sebagai dalil bahwa JANGANLAH KITA SEBAGAI MANUSIA HAMBA ALLAH YANG DIJADIKAN-NYA, BERSIFAT YANG BERTINGKAH LAKU SEPERTI TUHAN, KARENA " SEBAGAI MAKHLUQ, KITA MANUSIA TIDAK ADA HAQ SEDIKITPUN BERSIFAT YANG BERTINGKAH LAKU SEBAGAI TUHAN".
Ingat, Kita ini manusia sebagai hamba, diperintahkan untuk bersandar dan menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Allah Ta'ala, segala urusan apapun. Serahkan segalanya kepada kekuasan-Nya. Sedikita saja kita sebagai manusia yang di adakan mengaku-akui bersifat Tuhan, maka "ITU ADALAH SEBUAH TINDAKAN KEDURHAKAAN DAN YANG SANGAT BESAR DOSANYA, DAN TERMASUK PERBUATAN SYIRIK."
Telah dijelaskan dalam sebuah sabda Rasulullah saw bahwa : "Sesungguhnya tidak ada seorang yang lebih cemburu dari Allah, karena itu, Allah mengharamkan segala perbuatan yang keji. Dan karena itu pula, Allah tidak mengampuni orang yang menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Karena itu pula, sifat-sifat kesempurnaan Allah, tidak boleh dikurangi walau sedikitpun". Dalam pandangan orang arifillah mengatakan bahwa : " Sedikit saja seseorang itu mengaku-akui memiliki sifat yang serupa dengan sifat-sifat Allah didalam qalbunya, maka : " Cukuplah sebagai kekejian dan dosa yang besar. Karena perkara itu berarti ; Menarik sifat ke-Tuhanan dari Allah Ta'ala."
Didalam sebuah hadits Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra. mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah hadits Qudsi :
QAALA 'AZZA WA JALLA : ALKBIRIYAAA-U RIDAA-II WAL 'AZHAMAHU IZAARII FAMAN NAAZA 'ANII FII WAAHIDATIN MINHUMAA ALQAYTUHU FIN ALKBIRIYAAA-U RIDAA-II WAL 'AZHAMAHU IZAARII FAMAN NAAZA 'ANII FII WAAHIDATIN MINHUMAA ALQAYTUHU FIN NAAR
Artinya : " Allah Azza wa Jalla berfirman : "Kesombongan itu pakaian-Ku (selendang-Ku). Dan kebesaran itu sarung-Ku, maka Siapa yang menarik salah-satu saja dari keduanya, maka akan Aku- lemparkan ia kedalam neraka."
Ketahuilah dan fahamilah, Sebaik-baik hamba atau insan mulia adalah YANG MENGAKUI DAN MENYADARI AKAN SIFAT-SIFAT KEHAMBAANNYA, Dan sejahat-jahat hamba atau insan mengakui haq atasnya adalah YANG TIDAK MENYADARI KEHAMBAAN DIRINYA. Bahkan ia merasa seolah-olah memiliki qudrat, dan derajat kemuliaan. Padahal yang sesungguhnya qudrat, derajat kemuliaan itu adalah semata-mata haq Allah, ke- Akuan Allah, dan sifat-sifat bagi Allah Ta'ala. Jika seorang hamba itu, menginginkan semua itu, hendaklah ia menyandarkan diri kepada Allah yang memiliki haq semua itu.
Orang yang merasa mengaku-akui dan memiliki satu sifat dari sifat-sifat Allah Ta'ala adalah "MENYALAHI SIFAT UBUDIYYAHNYA", Allah Ta'ala, tidak menyukai terhadap hamba-Nya yang mengaku-akui atau menyandang sifat-Nya. Allah tidak ridha apabila hamba-Nya itu menyamakan dirinya dengan Diri-Nya. Atau menyamakan Allah dengan sesuatu. Baik secara terang-terangan, ataupun rahasia. Orang yang menyamakan atau menyekutukan Allah, berarti dia adalah " MELAKUKAN PERLAWANAN DAN PERMUSUHAN DENGAN ALLAH TA'ALA " Dengan demikian, berarti dia sudah melakakun tindakan kezaliman yang terbesar pada diri sendiri.
Daripada itu, Berhati-hatilah dalam ungkapan ketika masih sadar, kecuali atas qudrat-Nya yang memilih hamba-Nya itu untuk mengakui tanpa disadari. Lebih dan terkurang dalam hal perkara ini yang kami sampaikan, semoga dapatlah kita petik satu hikmah yang berharga, agar kita tidak salah jalan menjalani ketauhidan didunia ini.
Komentar
Posting Komentar