"Kegelisahan dan kesedihan yang dirasakan oleh hati insan, semata-mata karena masih bertahannya dan belum dapat melihat kepada wujud Allah Ta'ala". Judul diatas sangat menyentuh hati kita, bila diantara hamba Allah memahami hakikat cintanya. Tetapi sedikit sekali orang mengenal cinta sejatinya. Padahal cinta dunia lebih indah bila mencintai Tuhan-nya Seorang iamba yang telah mengenal Tuhan, pasti hatinya penuh rasa cinta menyelimuti segenap zahir dan batin, tidak akan pernah gelisah dan bersedih.
Sesungguhnya kegelisahan dan kesedihan hati baik didunia maupun diakherat adalah Karena ia masih memandang pada dirinya. Dan masih melekatnya nafsu dan keinginan-keinginan terhadap alam kebendaan dari yang selain Allah. Ketika ia telah dapat melepaskan semua itu. Dan hanya melihat pada kekuasaan dan wujud Allah Ta'ala. maka dia tidak lagi perlu merasa susah dan gelisah. Dia merasakan keni'matan dalam kedekatan hubungan dengan Allah dia tidak lagi perlu merasa susah dan gelisah. Dia merasakan keni'matan dalam kedekatan hubungan dengan Allah Ta'ala. Tidak sedih dan tidak pula susah, karena merasa selalu dalam pemeliharaan dan pertolongan Allah Ta'ala.
Firman Allah Ta'ala "LAA TAHZAN INNALLAAHA MA'ANAA", Artinya: " Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita." (QS. At-Taubah : 40). Firman Allah Ta'ala. yang artinya " Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan " Tuhan kami ialah Allah". Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan : "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu." (QS. Fushshilat : 30).
As-Syibali berkata "Barangsiapa yang benar-benar mengenal Allah, maka dia tidak berduka cita untuk selama-lamanya."
Firman Allah Ta'ala :
WA LAA INNA AULIYAA-ILLAAHI LAA KHAUFUN 'ALAYHIM WA LAA HUM YAHZANUUN.
Artinya :" Ingatlah! Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati." (QS. Yunus : 62).
Jadi, bagaimana dengan kita ini, apakah cukup kita mengatakan Tuhan kita adalah Allah? Daripadaitu, mengenal Allah, bukan pada nama atau panggilan ataupun menyebut Tuhan-ku Allah.. Itu belum cukup tauhidnya, tetapi harus menanamkan rasa mengenal siapa Tuhan sebenar ia kenal. Supaya hati tidak menjadi gelisah. Jika masih ada cinta duniawi, dan mengikuti kehendak nafsu, itu belum cukup untuk mencintai Allah. Daripada itu, lenyapkan sifat kemanusiaan yang menyukai ketakjuban pada diri sendiri, agar hati tidak terbelenggu sifat-sifat duniawi. jadi, janganlah shalat sebagai landasan sudah mengenal Tuhan yang disembah, tetapi inti daripada shalat itu sendiri.
Komentar
Posting Komentar