Langsung ke konten utama

KEKERAMATAN DAN KE ISTIQAMAHAN


            "Bisa jadi Allah menganugerahkan kekeramatan kepada orang yang belum sempurna istiqamahnya". Tetapi Ketahuilah, pada hakikatnya, kekeramatan itu, bisa diperoleh dengan ke istiqamahan yang sempurna. Dan perkara ini, bisa tercapai dengan dua hal yaitu :
  • Beriman kepada Allah dengan benar dan sungguh-sungguh.
  • Mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah saw. secara zahir dan batin.

                 Kewajiban kita sebagai hamba, tidak lebih dari melaksanakan dua perkara tadi. Dan menjadikan himmah serta cita-cita kita untuk melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Adapun mengenai kekeramatan, dalam arti terjadinya peristiwa luar biasa. Bagi ahli hakikat bukan menjadi masalah yang penting, karena : Kekeramatan itu, bisa saja terjadi dan diberikan kepada yang belum sempurna ke istiqamahannya. Kedua perkara tadi diatas yang kami sebutkan merupakan kekeramatan yang menghimpun dan meliputi segala kemuliaan. Kemuliaan iman dengan semakin kuatnya keyaqinan dan kemampuan menyaksikan hakikat sesuatu secara mendalam dan substansi. Dan kemuliaan mengikuti sunnah Rasulullah saw. dan menjauhi seruan serta ajakan-ajakan syaitan yang menyesatkan.

                   Dari Sahabat Abdullah bin Mas'ud ra. Nabi saw. bersabda : "Sesungguhnya syaitan itu menggoda manusia melalui bisikan-bisikan. Ia membisikkan yang buruk dan jelek, serta perbuatan yang rusak dan mendustakan kebenaran. Sedangkan bisikan Malaikat mengajak kepada kebaikan dan menjunjung kebenaran. Apabila ia mendapat yang jelek-jelek dan rusak, segeralah meminta perlindungan Allah."

                   Barangsiapa yang di anugerahi dua kemuliaan itu, lalu mengharapkan kemuliaan (kekeramatan) yang selain dari keduanya, maka dia adalah orang yang tertipu, pembohong yang tidak memiliki  ilmu dan amal yang benar. Barangsiapa yang diberi anugerah bisa bertemu SANG RAJA dengan memperoleh keridha'an-Nya, maka sungguh ini merupakan anugerah besar, mengapa ia justru mengharapkan yang lain dan mengabaikan keridha'an-Nya? Setiap kekeramatan yang didapatkan seseorang tanpa keridha'an Allah adalah sebuah tipu daya (istidraj) yang akan menyeretnya pada kebinasaan. Setiap kekeramatan yang tidak disertai keridha'an terhadap Allah, maka orangnya berarti tertipu dan akan binasa. Demikianlah menurut Abu Hasan As-Syadzili.

                    Sayid Abu Abbas Al-Mursi berkata : "Bukannya kebesaran dan kemuliaan itu bagi orang yang terlipat baginya dunia ini, sehingga dalam satu detik, ia telah sampai ke Mekkah dan lain-lain negeri. Tetapi, kebesaran itu adalah orang yang dilipatkan baginya sifat-sifat hawa nafsunya, sehingga ia langsung disisi Tuhan-nya".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHUSYU' DAN HUDHUR

"Sungguh, berbahagialah orang-orang mu'min yakni mereka  yang khusyu' dalam shalatnya" (QS. Al-Mu'minun 23 : 1-2)           Disini kita mengutip lagi tentang khusyu' dan hudhur, agar Anda memahami tentang maksud makna arti kedua ini, biar Anda jelas apa itu khusyu' dan apa itu hudhur. Mari simak kembali, biar Anda puas memahami maksudnya. KHUSYU' Ketahuilah, Banyak para ulama kita yang beda pendapat memaknai khusyuk itu pendapat pertama menyebut bahwa Khusyu' dalam shalat bisa diperoleh dengan memejamkan mata, merendahkan suara, dan tidak melirik kekanan dan kekiri. Pendapat yang lain mengatakan bahwa Bila shalat sudah dimulai hendaklah ia tidak mempedulikan disekelilingnya, atau tidak ada orang sebelah kanannya maupun disebelah kirinya, serta menganggap tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting selain shalat. Pendapat yang lain pula mengatakan bahwa Khusyu' dapat dicapai dengan mengerahkan ingatan hanya pada Allah dengan seg...

JANGAN HANYUT DAN TERTIPU OLEH PUJIAN

                           Pujian adalah suatu penghalang seorang hamba yang hendak menetapkan hatinya untuk khusyu' kepada Allah, maka perlu kita waspadai diri kita atas pujian manusia.  Ingatlah, tipu daya pujian dapat merusak imannya yang bertauhid, karena orang yang beriman itu, bila ia mendapat pujian, tentu ia merasa takut kepada Allah, dan tentu pujian itu menghalangi suatu perjalanan dirinya tuk menuju hadirat-Nya.  Daripada itu, berdo'alah jika Anda dipuji, agar pujian itu tidak singgah kedalam hati.  Bila hanyut dan tertipu oleh pujian, maka itu sebagai tindakan yang membahayakan hatinya. AJHALUN NAASI MAN TARAKA YAQIINA MAA 'INDAHU LI-ZHANNI MAA 'INDAN NAAS Artinya : " Manusia yang paling bodoh itulah yang suka mengabaikan keyaqinan yang ada pada dirinya. Karena mengikuti dugaan yang ada pada orang lain." Ingatlah! Hanyut dan tertipu dengan pujian dan sanjungan manusia a...