"Adalah merupakan kesempurnaan ni'mat Allah. Ia- memberi rezeki yang cukup buat Anda dan menahan apa yang dapat menyesatkan Anda". Adanya rezeki yang cukup kepada Anda, tidak lebih dan tidak pula kurang, itu adalah merupakan anugerah keni'matan dari Allah yang sempurna buat Anda Sebab dengan begitu, kemaslahatan dunia dan akhirat, dapat berhasil Anda capai, Tidak adanya kelebihan dari kecukupan, akan menimbulkan kemaslahatan Anda untuk kehidupan beragama dan kepentingan akhirat Karena "Seandainya Anda ada kelebihan dari kecukupan, itu bisa jadi akan membuat Anda lacur dan durhaka.
Firman Allah Ta'ala :
KALLAA INNAL INSAANA LAYATHGHAA AN RAAHUS TAGHNAA
"Ketahuilah ! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup." (QS. Al-'Alaq : 6-7).
Jadi maksud firman Allah ini ialah Manusia dengan sifatnya yang melewati batasnya diwaktu ia memiliki fasilitas dan rezeki yang lebih dari cukup, maka Tentu akan menyebabkannya berbuat durhaka dan melewati batas. Sebagaimana kisah Tsa'labah yang meminta agar dido'akan oleh Nabi supaya menjadi orang yang kaya raya. Namun, setelah ia benar-benar menjadi orang kaya raya, malah ia menjadi orang yang durhaka.
Sa'ad bin Abi Waqqash ra. berkata Sesungguhnya saya sudah mendengar Rasulullah saw bersabda :
KHAIRUR RIZQI MAA YAKFII WA KHAIRUDZ DZIKRIL KHAFII.
"Sebaik-baik rezeki adalah yang mencukupi. Dan sebaik-baik dzikir ialah yang samar."
Abu Darda' ra. meriwayatkan dari Rasulullah saw bahwa beliau saw. bersabda :
MAA THALA'AT SYAMSUN WA LAA GHARABAT BI JANBIHAA MAKAANI YUNAA DIYAANI YASMA'AANIL KHALAA-IQI GHAIRATS TSAQALAIN ,AYYUHAN NAASU HALLAMUU ILAA RABBIKUM FAA-INNA MAA QALLA WA KAFAA KHAIRUN MIMMAA KATSURA WA ALHAA.
"Tiada terbit atau terbenam matahari melaikan disisinya ada dua malaikat yang berseru. Seruan itu dapat didengarkan oleh semua makhluq kecuali manusia dan jin,Hai sekalian manusia,hendaklah kalian semua menuju kepada Tuhan. Sesungguhnya yang sedikit tetapi mencukupi, itu lebih baik daripada yang banyak. Tapi melalaikan kepada Allah."
Nah, anugerah rezeki yang cukup, tidak lebih dan tidak kurang, dapat menyebabkan kita selalu dalam keta'atan kepada Allah Ta'ala. Sehingga dengan begitu, keni'matan itu terasa besar dan sempurna bagi kita.
Firman Allah Ta'ala :
WABTAGHI FIIMAA AATAAKALLAAHUD DAARAL AAKHIRATA WA LAA TANSA NASHIYYAKA MINAD DUNYAA
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat. Dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (keni'matan) duniawi" (QS. Al-Qashash : 77).
Adapun kemaslahatan duniawi yang bisa dicapai dengan harta duniawi, kiranya Anda sudah jelas yaitu Bagusnya penghidupan dan kesejahteraan jasmani dan ruhani. Terhindarnya dari meminta-minta (mengemis) karena kebutuhan kita telah mencukupi.
Oleh karena itu Bersyukur itulah sebagai kunci untuk kita yang dianugerahkan kecukupan rezeki dan keni'matan yang besar. Nah, dengan anugerah semacam itu, secara jasmani menjadi terjaga. Semestinya bisa menjadikan ketenangan jiwa kita, sebab kita sudah merasa cukup dan kaya. Dalam arti " Kita bisa terhindar dari meminta-minta maksudnya mengemis, dan sibuk dalam pencarian, melupakan kewajiban kita sebagai hamba kepada Allah Ta'ala". Tetapi Ketika kita meminta lebih dari kecukupan, maka Kita akan terjebak dalam kerakusan yang tiiada henti, dan tidak pernah merasa puas (qana'ah) dengan pemberian dan pembagian yang sudah ditentukan oleh Allah Ta'ala buat kita. Sikap yang tidak pernah puasa adalah alias rakus terhadap harta duniawi. Dan akan menyeret kita dalam kebinasaan dan kehancuran.
Terakhir Sebagai petunjuk dan saran juga nasehat baik demi kemaslahatan kita bersama. Pergunakanlah semua yang diberikan Allah kepada Anda itu, baik berupa jasmani dan ruhani, panca indra, akal fikiran, tenaga dan harta benda, harus dipergunakan untuk mencapai kebahagiaan dan keuntungan diakhirat. Sedangkan urusan keni'matan dunia, tidak perlu Anda abaikan, namun bukan merupakan tujuan utama Anda. Kepentingan yang pertama dan utama adalah "KESELAMATAN AKHIRAT" sebab "Siapa yang sungguh beramal untuk akhirat, maka urusan dunianya Insya Allah akan terjamin."Sebaliknya, jika amal usahanya hanya untuk dunia, maka baginya tidak bertambah dari apa yang ditetapkan Allah. Dan akhirnya rugi tidak dapat apa-apa.
Komentar
Posting Komentar