"Allah mengetahui sedikitnya keaktifan para hamba melakukan mu'amalah kepada-Nya. Untuk mewujudkan terlaksananya keta'atan itu, terpaksa mereka harus ditarik dengan rantai keniscayaan untuk menunaikannya. Tuhan mengagumi suatu kaum yang ditarik masuk syurga dengan rantai". Ketahuilah, Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla mengetahui tipisnya semangat dan minimnya kesadaran untuk menjalankan kewajiban yang telah dibebankan kepada hamba-Nya.
Nah jadi, untuk menegakkan terlaksananya pengabdian kita sebagai hamba Allah, maka Dia- Allah, mewajibkan tetap terlaksananya kewajiban itu, karena Kewajiban itu, demi kebaikan dan kemaslahatan kita sebagai hamba, serta kebahagiaan untuk diri kita juga. Sedangkan Allah, sama sekali tidak berkepentingan mengambil untung ataupun dirugikan, atas terlaksana atau tidaknya kewajiban kita.
Ketidak tahuan kita akan manfa'at dan anugerah keni'matan yang tersimpan dalam menjalankan keta'atan membuat kita tidak bersemangat untuk menjalankannya. Tidak ubahnya kita seperti anak kecil yang tidak mengetahui, apa yang bermanfa'at bagi diri kita. Sehingga, kita perlu dididik, bila perlu dengan cara yang lebih keras dan memaksa kita untuk menjalankan apa yang bermanfa'at bagi kita dikemudian hari, untuk menumbuhkan kesadaran kita, agar terbiasa menjalankan yang baik dan bermanfa'at bagi diri kita. Tujuannya ialah Tercapainya kemanfa'atan dan kemaslahatan yang belum kita ketahui. Kita mesti sadar dan mengetahui, bila sudah bersifat dewasa, dan akal kita pun telah berpungsi secara paripurna.
Betapa Tuhan mengagumi terhadap kaum, yang dihalau masuk syurga dengan rantai. Sebagaimana yang diperlakukan terhadap tawanan kaum kafir yang ingin dibawa masuk Islam. Yang seperti ini adalah : Sama bahaya mereka dihalau dan diseret ke syurga dengan rantai-rantai tentara Islam. Syurga yang dikhabarkan oleh Allah dengan segala keni'matannya, yang kekal dan kehidupan abadi didalamnya, semestinya membuat kita yang mendengarnya akan segera berusaha dengan segala potensi untuk dapat masuk kedalamnya, sekalipun harus melewati jalan yang penuh dengan onak duri, menanggung derita dan kesulitan agar dapat sampai dan memasukinya.
Namun, ketika ada orang yang tidak tertarik dan enggan untuk mencapainya, sehingga demi kebaikan orang semacam itu, agar bisa mencapai dan masuk ke syurga, dia perlu ditarik dengan rantai yang tidak disukainya. Namun berujung pada tercapainya kebahagiaan dan keni'matan yang sesungguhnya sangat didambakannya.
Mengenai firman Allah Ta'ala :
BAL 'AJIBTA WA YASKHARUUN
Artinya : "Bahkan kamu menjadi heran (terhadap keingkaran mereka) dan mereka menghinakan kamu". (QS. Ash-Shaffat : 12)
Ada jama'ah qurra' yang membaca lafadz "AJIBTA" dengan di dhammah ta' nya "AJIBTU" yang berarti "Aku- (Allah) menjadi heran". Didalam hadits Rasulullah saw. :
LAQAD 'AJIBALLAAHU MIN FALANIN WA FULAANATIN FII QISH-SHATIL ANSHAARII
ALLADZII QAALA :LIMRA-ATIHI AKRIMII DHAYFII RASUULILLAAHI SHAL'AM
Artinya: "Sungguh Allah kagum terhadap si Funan dan Fulanah didalam kisah tentang kaum Anshar yang berkata kepada istrinya : Muliakanlah tamuku Rasulullah saw."
Demikianlah yang kami kutipkan ini, agar Anda dapat memahaminya. Dan selalulah berusaha dalam keta'atan supaya kita disukai Allah dan dicintai-Nya. Begitulah Allah mengagumi seorang hamba yang berusaha untuk giat dalam keta'atannya. Insya Allah, Anda mampu menjaga diri dari kelalaian diri.
Komentar
Posting Komentar