"Terkadang pula riya' itu masuk kedalam hatimu dari arah, dimana orang lain tak dapat melihatmu". Peranan nafsu adalah ingin menguasai seluruh anggota diri, baik zahir maupun batin. Karena tujuannya adalah ingin merusak segala amal ibadah kita, agar menjadi sia-sia. Ketahuilah kalian, Amal kita dapat dikatakan riya' bila kita beramal ingin diperhatikan oleh orang lain, sebab, melakukan amal itu bukan karena "LILLAAH". Tetapi karena terdorong oleh kondisi eksternal agar dilihat orang dan dikenal sebagai orang yang ahli beramal dan ibadah ataupun ahli ilmu tauhid, agar dihormati, dan mendapatkan kedudukan ditengah-tengah kehidupan masyarakat.
Riya' itu, bisa terjadi dalam beramal dengan melakukannya dikeramaian, agar diketahui oleh orang atau bisa juga dengan mengeraskan suara seperti ketika membaca Al-Qur'an, bisa juga dengan memperindah dan membaguskan penampilan atau sebaliknya, dengan memperlihatkan penampilan yang lusuh dan layu, untuk memperlihatkan kalau dirinya ahli ibadah dimalam hari atau puasa disiang hari, atau mengaku berilmu tauhid dan menyebarkannya dengan meniru gaya orang ahlinya, atau orang lain memandangnya sebagai orang yang zuhud. Perjalanan riya' didalam hati siapapun, itu sangat halus dan hampir-hampir tak terasa.
Lebih halus dari perjalanan semut hitam yang sangat kecil diatas bongkahan batu hitam dimalam yang kelam. Betapa sulitnya untuk dideteksi dan diketahui. Orang yang rajin beribadah, suka berjama'ah ke masjid atau mushalla, ternyata Didalam hatinya, timbul keinginan agar dihormati ditengah-tengah masyarakat, agar memperoleh kedudukan, agar dipersilahkan menempati tempat terdepan dalam suatu haflah dan acara-acara tertentu, agar mendapatkan sajian yang istimewa dan kedudukan keperluannya, karena dipandang sebagai orang yang alim dan terhormat.
Allah berfiman yang artinya: " Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus. Dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah : 5)
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib ra. berkata : "Sesungguhnya pada hari qiamat nanti, Allah akan berfirman kepada orang-orang yang ahli baca Al-Qur'an : " Tidakkah telah dimurahkan (diturunkan) harga barang-barang untuk kamu, tidakkah jika kamu berhajat, segera diperkenankan hajat kamu?" Didalam hadits yang lain diterangkan : "Sekarang, tidak ada lagi pahala bagi kamu, sebab semua pahala (upah) telah kamu terima semasa hidup didunia."
Nah, Semoga dengan keterangan ini, dapatlah kita petik hikmah ini, agar kita beramal ibadah, baik shalat, puasa, zakat, haji, atau ilmu tauhid, karena Allah, bukan pamer ke ahlian, atau ahli ibadah. Agar perbuatan dan amalan kita tidak menjadi sia-sia. Walaupun ia berilmu tinggi, memahami ilmu tauhid, pasti ia tidak pernah mengalami penomena keruhanian. Atau tidak dapat menuju terbuka pintu hijab atau alam-alam lain. Tidak akan terjadi, karena masih ada penghalang besar untuk mencapainya. Riya' salah satu kesukaan nafsu, dan nafsulah penutup dinding ruhaniah.
Daripada itu, hati-hatilah dengan riya' karena dengan riya' lah segala amal akan terhapus, tertutup rapat bagaikan malam tanpa adanya lampu. Lebih dan terkurang dalam penyampaian ini, mohon ma'af, bila kata-kata tulisan ini menyinggung, kami mohon dima'afkan. Tujuan kami adalah menyampaikan yang haq dari Allah, agar usaha kita dalam beramal ikhlas semata-mata karena "LILLAH".

Komentar
Posting Komentar