"Keresahan dan kesedihan hati yang dirasakan seorang insan adalah semata-mata karena masih tertahannya dan belum bisa melihat kepada wujud Allah Ta'ala". Disini kita membahas lagi tentang hakikat cinta seorang hamba kepada Allah, yang mana diantara kita belum mengetahui hakikat cintanya. Padahal Allah adalah Tuhan yang memiliki sifat "AR-RAHMAAN dan AR-RAHIIM", Kenapa kebanyakan manusia lupa jati dirinya??
Disini kami akan membahas tentang hakikat cintanya serta mendapatkan suatu tanda yang besar dalam hidupnya. Sebagai hamba-Nya, mesti memahami perkara ini, kalau tidak, bagaimana tuk mengenal Allah.Ada beberapa hal yang tercantum pada diri seorang hamba yaitu :
- Merasa ni'mat dan bahagia ketika melaksanakan ibadah secara tertib. Tidak merasa berat hatinya untuk melaksanakan ibadah dan tidak lalai.
- Mengerjakan ibadah bukan karena takut dan malu, tetapi sungguh- sungguh melaksanakan sebagai kewajibannya sebagai hamba.
- Menyembunyikan amal ibadahnya dari manusia, agar tidak memamerkan ibadahnya untuk dipuji.
- Selalu dihatinya tertanam rasa ingat kepada Allah, dan ikhlas menerima segala bentuk cobaan dan musibah. Karena Allah menguji kecintaannya.
- Selalu berbuat baik diantara sesama, santun, ramah, dan menjaga nilai-nilai pergaulan sesuai akhlaq yang di syari'atkan, bersikap adil dan tegas, serta membenci kemungkaran dan kema'siatan juga perbuatan sia-sia yang tidak ada manfa'atnya.
- Selalu mengkoreksi diri sendiri serta introfeksi terhadap kelalaiannya, dan menyadari segala perbuatan dengan segera bertaubat.
- Selalu mengendalikan hawa nafsu, dan meneguhkan hatinya untuk melakukan keta'atan yang diperintahkan oleh Allah Ta'ala.
- Menjaga ingatannya kepada Allah, agar hati tidak lalai untuk mengingat-Nya, dan selalu berkekalan setiap waktu, dimanapun ia berada.
- Selalu giat melakukan tafakkur untuk mengingat Allah, dan mengharap keridha'an-Nya dengan menjaga keta'atan dan istiqamah pada setiap amalan sunnah dan wajib.
- Menjaga hati dan perasaan, agar tidak ragu dan gelisah, serta merasa takut, dan beranggap bahwa Kematian itu adalah pertemuannya dengan Tuhan yang dicintai, dengan berpegang teguh atas dasar dari kisah Nabi Ibrahim as. ketika beliau didatangi Al-maut. Lalu Beliau as. berkata kepada malaikat maut "Pantaskah engkau mencabut ruh seseorang yang cinta kepada kekasihnya (maksudnya Allah)?". Pada saat itu juga, turunlah wahyu kepada beliau as. : "Adakah engkau lihat bahwa seorang kekasih benci untuk bertemu dengan yang dikasihinya?", Mendengar firman Allah Ta'ala itu, maka tanpa ragu-ragu lagi sedikitpun Nabi Ibrahim as. berkata kepada malaikat maut (Izra'il) : " Jika demikian, sekarang silahkan engkau mencabut ruhku." (HR. Muttafaqun 'alaih).
Jadi, salah satu cara untuk memupuk rasa cinta kepada Allah adalah Selalu melatih diri untuk mengingat-Nya. Selalu berdzikir dan tafakkur tentang keindahan dan kesempurnaan alam semesta, serta ke-agungan-Nya. Dan mengakui penuh keyaqinan atas sifat Rahman dan Rahim sang Ilahi dalam menganugerahkan ni'mat kepada dirinya. Rasulullah saw. bersabda bernada suatu do'a yang paling indah "RABBII, Katakanlah kepadaku cinta-Mu, dan kecintaan orang-orang yang Engkau-cintai. Mencintai sesuatu yang mendekatkan aku kepada cinta-Mu. Jadikanlah cinta-Mu menjadi hal yang lebih aku cintai daripada air yang dingin." (HR. Muttafaqun 'alaih)
Nah, inilah tanda-tanda seorang hamba yang ingin mencapai cinta Allah, agar mendapatkan suatu ni'mat yang tidak akan lenyap selamanya. Bila Anda ingin mengetahuinya, itulah yang kami jelaskan diatas, supaya Anda memahaminya. Karena mendapatkan tanda cinta itu, mestilah mematuhi apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang. Sebab martabat cinta hakiki itu adalah sudah mengenal yang dicintainya yakni Allah Ta'ala. Cukup sampai disini, semoga kutipan ini ada manfa'atnya buat Anda sekalian.
Komentar
Posting Komentar