"Orang yang lalai, apabila datang waktu pagi, ia memandang apa yang akan ia kerjakan. Sedangkan orang yang berakal, ia melihat(memikirkan) apa yang akan ditetapkan Allah bagi dirinya". Getaran hati yang pertama kali datang didalam hati kita adalah Menjadi timbangan dan ukuran bagi keimanan dan ketauhidan kita. Ketahuilah, Bagi orang yang lalai Ketika datang waktu pagi, yang muncul dalam suara hatinya adalah " BERHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG HENDAK DIKERJAKAN BUAT DIRINYA " Sehingga ia berkata " APA YANG SAYA KERJAKAN HARI INI.?" Hatinya disibukkan oleh rencana yang akan dikerjakan buat dirinya. Sehingga membuatnya lalai pada qudratullah. Perkara tersebut, menyebabkan akan kelelahannya dan mengurangi akan keberhasilan rencana yang dikehendakinya.
Sedangkan orang yang berakal sehat, pertama kali, gerakan dan getaran yang muncul dalam hatinya adalah " TERKAIT DENGAN PERTANYAAN APA YANG AKAN DIPERBUAT ALLAH TERHADAP DIRIKU ". Pandangannya selalu terfokus pada Allah Ta'ala. Harapan dan cita-citanya digantungkan kepada Allah Ta'ala. Dia ridha dengan ketentuan taqdir Allah dengan tetap beramal dan terus-menerus semakin meningatnya. Sehingga hatinya menjadi tenang dan damai.
Umar bin Abdul Aziz berkata : "Tidak ada yang membahagiakan aku disetiap pagi kecuali Merelakan tugas yang sudah ditetapkan sebagai taqdir Allah Ta'ala ". Abu Utsman berkata : " Sejak selama 40 tahun, Allah belum menempatkan aku pada sebuah kondisi (maqam) yang aku kehendaki, akupun menjadi kesal, maka : Aku mengubah cara fikir dengan menyerahkan apa yang terbaik dalam pandangan Allah Ta'ala "
Sebagian ulama berkata : " Barangsiapa mendapat petunjuk menuju kepada Allah, tentu ia tidak akan mengandalkan kemampuan dirinya. Barangsiapa yang mengandalkan kemampuan dirinya, maka ia tidak akan bisa sampai kepada Allah Ta'ala. Renungkanlah...!! Ketika kamu menghadapi sesuatu kesibukan, bila sejak awal mulanya kamu mengandalkan kekuatan dan kemampuan diri, maka : Kamu akan terputus ditengah jalan. Jika hatimu selalu menggantungkan harapan akan tercapainya cita-citamu kepada Allah, maka Kamu akan sampai pada tujuan.
Segala sesuatu, berada didalam genggaman kudratullah. Biasakanlah membaca do'a berikut dipagi hari :
ALLAAHUMMA INNII ASHBAHTU LAA AMLIKA LINAFSII DHARRAN WA LAA NAF'AN WA LAA MAWTAN WA LAA HAYAATAN WA LAA NUSYUURAN WA LAA ASTATHII'U AN AAKHUDZA ILLAA MAA A'THAYTANII WA LAA ATTAQII ILLAA MAA WAQQAYTANII. ALLAAHUMMA WA FIQNII LIMAA TUHIBBUHU WA TARDHAAHU MINAL QAWLI WAL 'AMALI FII THAA'ATIKA INNAKA DZUL FADHLIL 'AZHIIM
Artinya : " Ya Allah, sesungguhnya aku berada diwaktu pagi, aku tidak memiliki kemampuan untuk menguasai diriku, kalau terjadi bahaya atau kebaikan, mati dan hidup dan pada hari kebangkitan. Begitu juga aku sendiri, tidak mampu mendapatkan kecuali apa yang telah Engkau- berikan kepadaku, dan tidak pula melakukan penjagaan kecuali penjagaan-Mu jaga diriku. Ya Allah, berilah aku petunjuk agar bisa mengerjakan apa yang Engkau- sukai dan Engkau- ridhai dalam perkataan dan perbuatanku, dalam melakukan ta'at kepada-Mu. Sesungguhnya Engkau- adalah Dzat yang memiliki karunia yang besar."
Bacalah pula do'a yang biasa dibaca oleh Hasan As-Syadzili yaitu :
ALLAAHUMMA INNAL AMRA MINDAKA WA HUWA MAHJUUBUN 'ANNII WA LAA A'LAM AMRAN AKHTAARAHU LINAFSII FAKUN ANTAL MUKHTAARALII WAHMILNII FII AJMALIL UMUURI 'INDAKA WA AHMADIHAA 'AAQIBATAN FID DIINI WAD DUNYAA WAL AAKHIRATI INNAKA 'ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR
Artinya : " Ya Allah, sesungguhnya perkara itu ada dalam kekuasaan-Mu... Semuanya tertutup dari pengetahuanku. Sesungguhnya aku tidak mengetahui apa yang harus kupilih untuk diriku, maka pilihkanlah apa yang paling baik untukku. Bimbinglah diriku untuk mendapatkan perkara yang terbaik bagi-Mu, serta terpuji kesudahannya dalam pandangan agama, dunia dan akhirat. Sungguh Engkau- yang Maha Kuasa atas segala sesuatu".
Nah, Semoga kutipan ini, menjadikan hati kita tidak lupa untuk selalu tidak lalai dalam keta'atan, baik kewajiban terhadap Allah, maupun kewajiban dalam menjalani kehidupan. Kita memiliki akal sehat selalulah meminta kepada Allah dalam tujuan apa yang kita maksud.Janganlah mengandalkan kemampuan sendiri. Itu tidak akan berhasil kecuali kita berdo'a dan berharap pada-Nya. Insya Allah, dengan hati yang tenang dalam menggapai ridha-Nya maka niat hati akan sampai menuju Allah Ta'ala.
Komentar
Posting Komentar