Langsung ke konten utama

KETIKA KEJAHATAN DAN KEBAIKAN TAK PERNAH SELESAI


              "Tidak ada batas akhir atas kejahatanmu, jikalau Allah mengembalikan pada dirimu sendiri. Tidak juga akan habis-habisnya kebaikan, jikalau Allah menampakkan kemurkaan-Nya kepadamu". Ketahuilah, Barangsiapa yang dikembalikan oleh Allah kepada dirinya sendiri, dan menyerahkannya kepada akal dan kemampuan sendiri, maka " DIA ITU TERTOLAK DARI PINTU ALLAH TA'ALA. DAN TERLEMPAR JAUH DARI ANUGERAH DAN RAHMAT-NYA."

                     Dia menjadi tidak berdaya, penuh aib dan cacat, tingkah polanya menjadi tercela. Amalnya pun buruk dan tidak diterima, tidak pernah terhenti. Sebaliknya, ketika Allah menampakkan rahmat kemurahan dan karunia-Nya kepada hamba-Nya, Maka " SEORANG HAMBA ITU MENJADI TERJAGA DAN BAIK AMALNYA, TINGGI MARTABATNYA DI HADIRAT ALLAH TA'ALA" Laku lampahnya menjadi terpuji, amal perbuatannya menjadi baik dan diterima.

                   Oleh karena itu, Hendaklah kita ini terus-menerus memohon pertolongan kepada Allah Ta'ala, dan menyerahkan diri kepada-Nya. Karena " SESUNGGUHNYA TIDAK ADA DAYA UNTUK MENJAUHI KEMA'SIATAN DAN KEKUATAN UNTUK MENJALANKAN KETA'ATAN DAN KEBAKTIAN KITA KECUALI DARI ALLAH TA'ALA SEMATA."

                      Hendaklah kita ini berdo'a kepada Allah sebagaimana do'a Rasulullah saw yaitu :
ALLAAHUMMA ASHLIHLII SYA'NII KULLAHU WA LAA TAKILNII ILAA NAFSII THARFATA  'AYNI.
Artinya : " Ya Allah... Perbaikilah urusanku semuanya, jangan Engkau- serahkan urusanku kepada diriku sendiri, walau hanya sekejap mata."

Kemudian Syaikh Ibnu Athaillah berkata :
KUN BI- AWSHAAFI RUBUUBIYYATI MUTA'ALLIQAA. WA BI- AWSHAAFI  'UBUUDIYYATI MUTAHAQQIQAN
Artinya : " Bersandarlah selalu kepada sifat-sifat ke-Tuhanan Allah (Rububiyah), dan perhatikan sungguh-sungguh sifat-sifat kehambaan (Ubudiyah) mu."

                  Hendaklah kita bersandar kepada Allah dengan segala sifat ke-Tuhanan-Nya (Rububiyah), sementara kita sebagai hamba-Nya, haruslah mengabdi sepenuhnya kepada Allah Ta'ala. Diantara sifat-sifat ke-Tuhanan Allah itu adalah : " DIA- ALLAH AL-KHALIQ ". Maha Kaya, Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Mulia dan Perkasa. Sementara sifat-sifat kehambaan (Ubudiyah) kita adalah : " FAKIR, LEMAH, BODOH, HINA DAN TIDAK BERDAYA". Mengingat selalu kepada sifat-sifat Rububiyah, hendaklah kita bersandar diri dan mengantungkan segala urusan kita kepada-Nya.

                    Sesungguhnya sifat Allah itu, tidak sama dengan sifat makhluq cipta-an-Nya, manusia tidak akan ada, kecuali karena adanya Allah Ta'ala. Kita semua, tidak akan hidup kecuali dari hidupnya Allah. Tidak akan memiliki derajat dan kemuliaan pada kita kecuali dari derajat-Nya Allah. Tidak akan bisa menjadi kaya kita, melainkan dari kekayaan Allah. Karena KITA MANUSIA ASALNYA ADALAH TIDAK ADA, LEMAH, HINA, FAKIR DAN TIDAK ADA DAYA.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHUSYU' DAN HUDHUR

"Sungguh, berbahagialah orang-orang mu'min yakni mereka  yang khusyu' dalam shalatnya" (QS. Al-Mu'minun 23 : 1-2)           Disini kita mengutip lagi tentang khusyu' dan hudhur, agar Anda memahami tentang maksud makna arti kedua ini, biar Anda jelas apa itu khusyu' dan apa itu hudhur. Mari simak kembali, biar Anda puas memahami maksudnya. KHUSYU' Ketahuilah, Banyak para ulama kita yang beda pendapat memaknai khusyuk itu pendapat pertama menyebut bahwa Khusyu' dalam shalat bisa diperoleh dengan memejamkan mata, merendahkan suara, dan tidak melirik kekanan dan kekiri. Pendapat yang lain mengatakan bahwa Bila shalat sudah dimulai hendaklah ia tidak mempedulikan disekelilingnya, atau tidak ada orang sebelah kanannya maupun disebelah kirinya, serta menganggap tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting selain shalat. Pendapat yang lain pula mengatakan bahwa Khusyu' dapat dicapai dengan mengerahkan ingatan hanya pada Allah dengan seg...

JANGAN HANYUT DAN TERTIPU OLEH PUJIAN

                           Pujian adalah suatu penghalang seorang hamba yang hendak menetapkan hatinya untuk khusyu' kepada Allah, maka perlu kita waspadai diri kita atas pujian manusia.  Ingatlah, tipu daya pujian dapat merusak imannya yang bertauhid, karena orang yang beriman itu, bila ia mendapat pujian, tentu ia merasa takut kepada Allah, dan tentu pujian itu menghalangi suatu perjalanan dirinya tuk menuju hadirat-Nya.  Daripada itu, berdo'alah jika Anda dipuji, agar pujian itu tidak singgah kedalam hati.  Bila hanyut dan tertipu oleh pujian, maka itu sebagai tindakan yang membahayakan hatinya. AJHALUN NAASI MAN TARAKA YAQIINA MAA 'INDAHU LI-ZHANNI MAA 'INDAN NAAS Artinya : " Manusia yang paling bodoh itulah yang suka mengabaikan keyaqinan yang ada pada dirinya. Karena mengikuti dugaan yang ada pada orang lain." Ingatlah! Hanyut dan tertipu dengan pujian dan sanjungan manusia a...