Apabila manusia memuji Anda karena ia mengira ada sesuatu yang baik pada diri Anda,Maka hendaklah Anda mencela diri sendiri, sebab Anda lebih mengetahui hakikat diri Anda. Artinya masih banyak cacatnya. Tidak ada yang lebih mengetahui tentang aib dan kekurangan diri seseorang melainkan dirinya sendiri. Oleh sebabnya itu, yang dikehendaki darinya adalah mencaci dan mencela dirinya sendiri. Dengan begitu, seseorang menjadi waspada terhadap tipu daya nafsu yang akan menambah aib dirinya sendiri. Seterusnya ia berusaha untuk memperbaiki dirinya yang masih dipenuhi dengan aib itu. Dengan memperbanyak amal kebajikan, memperbaiki etika kehidupannya, baik dihadapan manusia, utamanya dihadapan Tuhan.
Nah jadi, Apabila kita tidak menyadari akan diri sendiri yang masih banyak kekurangan dan aib, maka Sikap seperti ini, malah akan memperparah aib dan membuka peluang pada nafsu dan syaitan untuk leluasa bermain-main mengotori kita dengan aib noda dan dosa. Ketika datang pujian dari orang lain yang menganggap diri kita baik, sementara kita mengetahui bahwa Diri kita masih banyak aib dan kekurangan. Tentu memperbaiki aib dan kekurangan kita itu lebih baik bagi kita daripada hanyut dalam pujian orang yang tidak mengetahui hakikat diri kita. Merasa tersanjung dan kepala kita menjadi besar karena sanjungan orang lain yang tidak mengetahui hakikat diri kita, malah justru sangat membahayakan diri kita sendiri.
Sebagian ulama sufi berkata "Barangsiapa yang merasa senang atas pujian orang lain pada dirinya, berarti ia memberi peluang kepada syaitan masuk kedalam dirinya". Ada pula ulama yang mengatakan bahwa Ketika ia mendapatkan pujian dari orang lain, hendaklah ia berdo'a : ALLAAHUMMAJ 'ALNII KHAYRAN MIMMAA YAZHUNNUUNA WAGHFIRLII MAA LAA YA'LAMUUNA WA LAA TU-AAKHIDZNII BIMAA YAQUULUUN
Artinya : " Ya Allah... Jadikanlah aku lebih dari apa yang mereka duga. Ampunilah aku dari aib dan kesalahan yang mereka itu tidak tahu. Dan janganlah Engkau- siksa aku, karena apa yang mereka ucapkan."
Imam Abu Hamid Al-Ghazali berkata : " Sesungguhnya mereka, orang-orang sufi, tidak menyukai pujian karena takut hanyut dalam kesenangan sanjungan makhluq. Sementara dirinya adalah orang yang dibenci dihadapan Allah, karena aib dan cacatnya yang tidak diketahui oleh orang yang memujinya. Kesibukan dan konsetrasi mereka untuk memperbaiki keadaan dirinya dihadapan Allah, membuat mereka, tidak menyukai pujian dari makhluq, adalah sebuah tindakan bodoh bila seseorang merasa senang dan hanyut dalam kegembiraan pujian orang lain, sementara ia sendiri yang mengetahui aib dan noda dirinya yang dalam pandangan Allah lebih layak sebagai ahli neraka. Dan apabila memang ia dalam pandangan Allah sebagai orang yang ahli syurga, maka hendaklah ia tidak merasa senang dan bahagia kecuali atas anugerah dan pujian Allah Ta'ala padanya. Karena segala urusan hidupnya bukan ditangan makhluq, tetapi berada pada kekuasaan Allah Ta'ala".
Syaikh Ibnu Athaillah berkata :ALMU'MINU IDZAA MUDI'A ISTAHYAA MINALLAAHI TA'ALA AN YUTSNAA 'ALAYHI BI WASHFIN LAA YASYHADUHU MIN NAFSIH
Artinya : " Orang yang beriman itu, bila mendapatkan pujian maka ia merasa malu kepada Allah Ta'ala atas pujian yang diterimanya bila sifat-sifat yang dimaksud tidak dimilikinya sama sekali."
Nah Ketahuilah, Orang mukmin sejati adalah : Orang yang tidak memandang sifat terpuji pada dirinya, yang membuatnya patut mendapat pujian, karena Yang patut dipuji atas kebaikan sifat terpuji itu hanyalah Allah 'Azza wa Jalla. Jadi, jika ada orang lain yang memuji atas kebaikan kita, kita merasa malu dihadapan Allah atas pujian itu dan mengagungkan-Nya serta memuji-Nya yang menganugerahkan kebaikan dan sifat terpuji itu kepada kita, maka Hendaklah kita bersyukur kepada Allah yang menganugerahkan kebaikan itu kepada kita. Dan terus kita memohon pada-Nya, agar lebih memperbaiki diri kita lagi dan menyelamatkan diri kita dari segala merasa senang dalam pujian makhluq yang justru membuat kita hina dalam pandangan Allah Ta'ala. Hanyut dalam pujian itu membuat kita dalam bahaya besar dan menghancurkan segala i'tiqad hati untuk melihat-Nya. Ingatlah Insan yang paling bodoh adalah Insan yang suka melalaikan keyaqinan yang ada pada dirinya. Karena mengikuti prasangka yang ada pada orang lain.
Komentar
Posting Komentar