Langsung ke konten utama

LUASNYA KESEMPATAN WAKTU UNTUK BERIBADAH



                     Allah telah mengikat saat-saat mengerjakan kewajiban dengan waktu yang telah ditetapkan, agar supaya kamu tidak tertinggal mengerjakan ibadah. Dan Allah memperluas waktu ibadah, agar kamu tetap memiliki kesempatan memilih waktu yang tepat bagimu. Ketahuilah,Allah mengatur tertib waktu untuk kita beribadah kepada-Nya adalah Merupakan ni'mat yang besar. Allah memerintahkan keta'atan kita dalam waktu-waktu yang telah ditentukan, dan memperluas kesempatan itu dalam batas-batas tertentu. Sehingga terbukalah kesempatan untuk kita memilih waktu yang tepat bagi kita, sehingga kita dapat menunaikan keta'atan dengan tenang, ALLAHU AKBAR.

                        Seperti waktu shalat lima waktu, masing-masing telah ditentukan waktunya, dan waktunya pun tersedia cukup luas. Seandainya seorang mukmin itu tidak sempat menjalankannya diawal. Firman Allah Ta'ala yang artinya : " Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah diwaktu berdiri, diwaktu duduk dan diwaktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasanya). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa : 103)

                      Nah, Demikianlah kutipan secara singkat ini, semoga kita mengerti bahwa Allah, Tuhan Yang Maha Adil, memberi waktu lapang untuk shalat kita bila ada kesibukan dalam pekerjaan. Ketika datang saatnya menunaikan ibadah tertentu, sementara kita masih belum bisa langsung menunaikannya, maka Tidak serta merta kita kehilangan kesempatan menjalankannya, sehingga kita tidak mendapatkan pahala.
Luasnya waktu yang disediakan itu, membuat kita akan tetap memperoleh kesempatan untuk menjalankannya. Dengan begitu Sesungguhnya tidak ada alasan bagi kita, kalau sampai melewatkan luasnya waktu yang tersedia itu tanpa menjalankan keta'atan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHUSYU' DAN HUDHUR

"Sungguh, berbahagialah orang-orang mu'min yakni mereka  yang khusyu' dalam shalatnya" (QS. Al-Mu'minun 23 : 1-2)           Disini kita mengutip lagi tentang khusyu' dan hudhur, agar Anda memahami tentang maksud makna arti kedua ini, biar Anda jelas apa itu khusyu' dan apa itu hudhur. Mari simak kembali, biar Anda puas memahami maksudnya. KHUSYU' Ketahuilah, Banyak para ulama kita yang beda pendapat memaknai khusyuk itu pendapat pertama menyebut bahwa Khusyu' dalam shalat bisa diperoleh dengan memejamkan mata, merendahkan suara, dan tidak melirik kekanan dan kekiri. Pendapat yang lain mengatakan bahwa Bila shalat sudah dimulai hendaklah ia tidak mempedulikan disekelilingnya, atau tidak ada orang sebelah kanannya maupun disebelah kirinya, serta menganggap tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting selain shalat. Pendapat yang lain pula mengatakan bahwa Khusyu' dapat dicapai dengan mengerahkan ingatan hanya pada Allah dengan seg...

DUA KENI'MATAN BESAR

Dua macam keni'matan. Tiada satu makhluq pun yang terlepas dari keduanya, yaitu Ni'mat ciptaan (al-ijad). Dan ni'mat kelestarian (al-imdad). Disini sedikit kami menguraikan tentang dua hal macam keni'matan yang Allah berikan kepada kita. Nikmat penciptaan (al-ijad) dan ni'mat pemeliharaan atau pelestarian (al-imdad) adalah   Merupakan dua ni'mat yang biasa dibutuhkan oleh setiap yang maujud. Dengan ni'mat penciptaan (al-ijad), membuat sesuatu yang semula tidak ada menjadi ada. Setelah sesuatu tercipta, maka pasti membutuhkan pemeliharaan, pengembangan dan pelestarian akan keberadaan dan eksistensinya. Itulah ni'mat " al-imdad ". AN'AMA 'ALAYKA AWWALAN BIL IIJAADI WA TSAANIIHAA BI TAWAALIIL IMDAADI. Artinya :   " Kenik'matan dari Allah Ta'ala yang pertama adalah Ni'mat ijad. Seterusnya adalah ni'mat imdad, yang terus-menerus disempurnakan." Ketahuilah, Wujud dari segala yang diciptakan (makhluq), te...