Langsung ke konten utama

URGENSI BERDO'A DAN BERADAB KEPADA ALLAH


                    Bukanlah tujuan utama itu cuma sekedar minta (berdo'a), tetapi yang terpenting kamu dianugerahi adab (tata krama) terhadap Tuhan. Berbahagialah jika eseorang hamba itu beradab dengan sopan diwaktu ia berdo'a dihadapan Tuhan dengan tunduk dan malu. Ketika kita mau berdo'a dan meminta apa yang menjadi hajat kebutuhan kita kepada Allah, maka Janganlah menduga bahwa DENGAN PERMOHONAN KITA ITU, ALLAH HARUS MEMENUHI PERMINTAAN KITA ITU. Jangan meminta hal seperti ini, Tidak keharusan bagi Allah. Sebagai Tuhan, Dia- tidak dituntut kewajiban itu untuk mengabulkan hajat kita.

                Bagi para ahli hakikat mengatakan bahwa Allah tidak akan dituntut, karena Dia-menuntut Anda, karena Dia- mengadakan setiap permohonan hamba-Nya. Jadi Yang terpenting bagi kita yang meminta kepada Allah adalah ADAB DAN MEMBAGUSKAN ADAB TERHADAP ALLAH. Artinya Kesopanan, tata krama yang baik dengan cara menyerahkan segala urusan kepada-Nya. Dan menerima dengan ridha ketentuan yang telah diberikan kepada kita, maka Dengan membaguskan adab kita dalam berdo'a dengan benar, tentu dengan sendirinya do'a kita itu akan dikabulkan.

                     Daripada itu, tata krama dalam berdo'a dihadapan Allah, sangat penting sekali artinya AGAR DO'A KITA ITU DI IJABAHKAN OLEH ALLAH. Kekhusyu'an dan kebersihan hati dan jiwa dari berbagai sifat tercela seperti : Riya' , ujub dan sifat-sifat kotor lainnya. Dengan hadirnya hati yang mantap dihadapan-Nya, dengan penuh kerendahan dan kehinaan kita. Sebagai hamba yang lemah dan tak berdaya, kita membutuhkan perhatian dan pertolongan Allah, merupakan tata krama dan adab berdo'a yang perlu kita perhatikan. Disamping itu pula, kita janganlah memaksakan kehendak kita terhadap Allah, karena Dia- adalah Tuhan yang menciptakan segalanya, mengatur dan memelihara hamba-hamba-Nya dan semua makhluq ciptaan-Nya. Iradah dan kehendak-Nya lah yang terbaik, dan yang berlaku, bukan kehendak kita sebagai hamba.

Syaikh Ibnu Athaillah berkata : MAA THALABA LAKA SYAI-UN MITSLUL IDHTHIRAARI WA LAA ASRA'A BIL MAWAAHIBI ILAYKA MITSLUDZ DZILLATI WAL IFTIQAAR.
Artinya :  " tidak ada kondisi yang bisa menyegerakan tercapainya permintaan hajatmu seperti dalam keadaan kesulitan (terpaksa), dan tidak ada sesuatu yang bisa menyegerakan tibanya pemberian-pemberian karunia Allah, seperti dengan merendahkan diri dan sangat membutuhkan (fakir miskin)".

                   Kondisi sulit dan terdesak serta sangat membutuhkan adalahadala YANG TEPAT BAGI KITA UNTUK MEMOHON KEPADA ALLAH, Sifat sangat membutuhkan (fakir) adalah MENJADI SIFAT KENISCAYAAN KEPADA KITA, Mana mungkin terhadap orang yang tak merasa butuh kepada Allah. Semua makhluq membutuhkan Allah, sebab Allah memperhatikan dan memperdulikan kita semua.

Abu Muhammad Abdullah bin Manazil ra. berkata " Sifat penghambaan berarti memulangkan segala urusan kepada Allah 'Azza wa Jalla dengan kondisinya yang kesulitan dan sangat terdesak. Kondisi ini juga merupakan hal yang khusus buat terkabulnya do'a."

Allah Ta'ala berfirman : AFAMAN YUJIIBUL MUDHTHARRA IDZAA DA'AAH
Artinya :  " Atau siapakah yang memperkenankan (do'a) orang dalam kesulitan apabila ia berdo'a kepada-Nya."
(QS. An-Naml : 61).

                      Kondisi yang seperti ini Memang diperlukan setiap hamba buat terkabulnya do'a. Dalam keadaan yang sangat membutuhkan dan kesulitan semacam ini, seorang hamba tidak lagi melihat dirinya memiliki kekuatan apapun. Tidak pula pada sebab-sebab yang bisa diandalkannya. Tidak ada jalan lain lagi melainkan hanya bersandar pada kekuasaan Allah Ta'ala. dia bagaikan orang yang tenggelam dilaut atau tersesat dan kehabisan bekal. KEPADA SIAPAKAH DIA BERGANTUNG DAN MEMOHON PERTOLONGAN?? Nah jadi, dalam keadaan seperti ini, maka SIAPAKAH YANG BISA MENOLONG DAN MENYELAMATKANNYA? Tiada lain kecuali Allah semata, dia tidak melihat kepada siapapun yang bisa memberikan pertolongan kecuali kepada Allah Ta'ala. Penghambaan dan do'a hamba Allah yang shaleh, selalu berada dalam kondisi yang demikian, sehingga do'anya menjadi terkabul.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHUSYU' DAN HUDHUR

"Sungguh, berbahagialah orang-orang mu'min yakni mereka  yang khusyu' dalam shalatnya" (QS. Al-Mu'minun 23 : 1-2)           Disini kita mengutip lagi tentang khusyu' dan hudhur, agar Anda memahami tentang maksud makna arti kedua ini, biar Anda jelas apa itu khusyu' dan apa itu hudhur. Mari simak kembali, biar Anda puas memahami maksudnya. KHUSYU' Ketahuilah, Banyak para ulama kita yang beda pendapat memaknai khusyuk itu pendapat pertama menyebut bahwa Khusyu' dalam shalat bisa diperoleh dengan memejamkan mata, merendahkan suara, dan tidak melirik kekanan dan kekiri. Pendapat yang lain mengatakan bahwa Bila shalat sudah dimulai hendaklah ia tidak mempedulikan disekelilingnya, atau tidak ada orang sebelah kanannya maupun disebelah kirinya, serta menganggap tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting selain shalat. Pendapat yang lain pula mengatakan bahwa Khusyu' dapat dicapai dengan mengerahkan ingatan hanya pada Allah dengan seg...

DUA KENI'MATAN BESAR

Dua macam keni'matan. Tiada satu makhluq pun yang terlepas dari keduanya, yaitu Ni'mat ciptaan (al-ijad). Dan ni'mat kelestarian (al-imdad). Disini sedikit kami menguraikan tentang dua hal macam keni'matan yang Allah berikan kepada kita. Nikmat penciptaan (al-ijad) dan ni'mat pemeliharaan atau pelestarian (al-imdad) adalah   Merupakan dua ni'mat yang biasa dibutuhkan oleh setiap yang maujud. Dengan ni'mat penciptaan (al-ijad), membuat sesuatu yang semula tidak ada menjadi ada. Setelah sesuatu tercipta, maka pasti membutuhkan pemeliharaan, pengembangan dan pelestarian akan keberadaan dan eksistensinya. Itulah ni'mat " al-imdad ". AN'AMA 'ALAYKA AWWALAN BIL IIJAADI WA TSAANIIHAA BI TAWAALIIL IMDAADI. Artinya :   " Kenik'matan dari Allah Ta'ala yang pertama adalah Ni'mat ijad. Seterusnya adalah ni'mat imdad, yang terus-menerus disempurnakan." Ketahuilah, Wujud dari segala yang diciptakan (makhluq), te...