Langsung ke konten utama

BALASAN ALLAH TA'ALA KEPADA HAMBA-NYA



                          Maha Agung Tuhan kami, yang menjadikan seorang hamba beramal secara langsung, dan memberi pembalasan kelak diakhirat. Ketahuilah !! Pembalasan Allah itu terhadap para hamba-Nya yang beramal, tidak hanya khusus diberikan diakhirat saja, tetapi Bisa jadi Allah membalasnya itu, langsung didunia ini juga, terutama bagi para wali yang menjadi kekasi Allah Ta'ala. Semua itu adalah KARENA DEKATNYA SEORANG HAMBA DENGAN TUHAN NYA.

                          Ia mendapat kehormatan untuk menerima rahmat dan anugerah Allah didunia ini juga, dan kelak akan memperolehnya berlipat ganda diakhirat. Yang demikian itu Merupakan anugerah terbesar dari Allah, dan berkat kemurahan-Nya. Juga sekaligus sebagai indikasi bahwa :  AMAL IBADAH ORANG TERSEBUT, DITERIMA OLEH ALLAH, DAN SEBAGAI PENDORONG SEMANGAT UNTUK TERUS BERIBADAH LEBIH BANYAK DAN BERKUALITAS SERTA LEBIH MENDEKATKAN DIRI KEPADA-NYA.

Syaikh Ibnu Athaillah mengatakan : KAFAA MIN JAZAA-IHI IYYAAKA 'ALAATH THAA'ATI AN RADHIYAKA LAHAA AHLAA.
Artinya : " Cukup Allah yang memberi pahala atas keta'atanmu, sebab : Dia- telah ridha kepadamu sebagai orang yang ahli ibadah."

              Pernyataan tsb sebagai penjelasan tentang balasan Allah kepada para hamba-Nya yang disegerakan diberikan didunia. Ini merupakan karunia terbesar dari Allah kepada hamba-hamba-Nya yang ahli ibadah. Hamba yang mendahulukan Allah, dari kepentingan duniawi. Selain itu Adalah : BUAH KETA'ATAN KEPADA ALLAH SECARA IKHLAS. Sudah menjadi suatu keni'matan bagi seorang hamba. Dan keni'matan itu, juga merupakan pahala dan rahmat yang terbesar dari Allah baginya.

                  Bagi hamba Allah yang shaleh, besar merasa syukurnya bila didunia ini, ia menerima rahmat dan anugerah-Nya. Berupa pahala amal ibadahnya, sebelum ia memasuki negeri akhirat. Dan mendapatkan balasan yang lebih besar. Maksud pemberian Allah itu adalah : Agar ia selalu bertaqarrub kepada Allah, serta memanfa'atkan semua rahmat Allah untuk meningkatkan amal ibadahnya.

Kemudian Syaikh Ibnu Athaillah mengatakan : KAFAAL 'AAMILIINA JAZAA-AN MAA HUWA FAATIHUHU 'ALAA QULUUBIHIM FII THAA'ATIHI WA MAA HUWA MUURIDUHU 'ALAYHIM MIN WUJUUDI MU-AANASATIH.
Artinya : " Cukuplah sebagai pembalasan Allah bagi orang-orang yang beramal. Dengan perkenan Allah yang membukakan kedalam hatinya kegemaran melaksanakan ibadah. Dan memberikan mereka ketentraman hati dalam menjalankan keta'atan."

                   Perkataan ini, juga sebagai penjelasan atas anugerah dan kehormatan Allah yang diberikan kepada para hamba-Nya sebagai balasan terhadap amal ibadah yang disegerakan oleh Allah itu didunia. Balasan itu berupa, dibukanya pintu kema'rifatan. Dan didatangkannya anugerah besar didalam hatinya, berupa berbagai kehalusan dan rahasia keghaiban, serta ketenangan, kedamaian dan kenyamanan berada di hadirat Allah Yang Maha Suci.

                    Yang seperti ini, Merupakan wujud dari keridha'an Allah yang sangat besar, yang tidak terungguli oleh bentuk balasan apapun. Inilah suatu pemberian dari Ilahiah, sebagai ganjaran yang amat mulia, agar dapat dini'mati dalam hatinya. Pembalasan Allah itu adalah : " SUATU PERASAAN HALUS YANG BERNILAI ". Inilah keridha'an Ilahi dikarenakan bertaqarrubnya si hamba itu kepada Allah dalam keta'atannya. Pemberian rahmat Allah itu sebenarnya adalah : " JANNAH ". Tidak ada yang melebihi syurga itu, hanyalah ni'mat seorang hamba yang beribadah sajalah yang akan melebihi syurga itu.

                     Nah Apa yang barusan kami jelaskan semua ini adalah untuk mendapatkan keridha'an Allah diwaktu kita beramal dengan secara ikhlas. Bila kita ikhlas beramal karena Allah secara Istiqamah dan khusuk, maka kita akan mendapatkan ni'matnya beribadah itu. Itulah syurga keni'matan. Syurga keni'matan bersama Allah. Inilah yang digunakan para ahli ibadah yang berma'rifat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHUSYU' DAN HUDHUR

"Sungguh, berbahagialah orang-orang mu'min yakni mereka  yang khusyu' dalam shalatnya" (QS. Al-Mu'minun 23 : 1-2)           Disini kita mengutip lagi tentang khusyu' dan hudhur, agar Anda memahami tentang maksud makna arti kedua ini, biar Anda jelas apa itu khusyu' dan apa itu hudhur. Mari simak kembali, biar Anda puas memahami maksudnya. KHUSYU' Ketahuilah, Banyak para ulama kita yang beda pendapat memaknai khusyuk itu pendapat pertama menyebut bahwa Khusyu' dalam shalat bisa diperoleh dengan memejamkan mata, merendahkan suara, dan tidak melirik kekanan dan kekiri. Pendapat yang lain mengatakan bahwa Bila shalat sudah dimulai hendaklah ia tidak mempedulikan disekelilingnya, atau tidak ada orang sebelah kanannya maupun disebelah kirinya, serta menganggap tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting selain shalat. Pendapat yang lain pula mengatakan bahwa Khusyu' dapat dicapai dengan mengerahkan ingatan hanya pada Allah dengan seg...

JANGAN HANYUT DAN TERTIPU OLEH PUJIAN

                           Pujian adalah suatu penghalang seorang hamba yang hendak menetapkan hatinya untuk khusyu' kepada Allah, maka perlu kita waspadai diri kita atas pujian manusia.  Ingatlah, tipu daya pujian dapat merusak imannya yang bertauhid, karena orang yang beriman itu, bila ia mendapat pujian, tentu ia merasa takut kepada Allah, dan tentu pujian itu menghalangi suatu perjalanan dirinya tuk menuju hadirat-Nya.  Daripada itu, berdo'alah jika Anda dipuji, agar pujian itu tidak singgah kedalam hati.  Bila hanyut dan tertipu oleh pujian, maka itu sebagai tindakan yang membahayakan hatinya. AJHALUN NAASI MAN TARAKA YAQIINA MAA 'INDAHU LI-ZHANNI MAA 'INDAN NAAS Artinya : " Manusia yang paling bodoh itulah yang suka mengabaikan keyaqinan yang ada pada dirinya. Karena mengikuti dugaan yang ada pada orang lain." Ingatlah! Hanyut dan tertipu dengan pujian dan sanjungan manusia a...