Langsung ke konten utama

IKHLASKAN IBADAH KARENA ALLAH




                Barangsiapa yang menyembah Allah, karena mengharapkan sesuatu atau dengan keta'atannya itu, dia harapkan dapat menolak bahaya yang akan menimpa dirinya, maka dia belum menunaikan tugasnya kepada Allah sesuai dengan sifat-sifat yang dimiliki-Nya. Hari ini, kita akan belajar satu pelajaran bagi kita semua, agar kita tahu tujuan beribadah karena Allah, bukankah dalam peribadatan kita ini dilandasi niat?

                   BENAR, Niat tanpa Ikhlas, maka ibadahnya kurang sempurna, mungkin menjadi sia-sia. Tujuan beribadah kita itu, tidak lain adalah ikhlas karena Allah Ta'aa, maka barulah sampai tujuan niat kita itu. Ikhlaskan dahulu jiwa dan raga kita karena Allah, artinya menyerahkan diri kepada-Nya semata-mata, barulah sampai niat kita itu.

                Amal ibadah yang kita lakukan dengan amalan, itu belum tentu para ikhwan dan akhwati, termasuk amal yang benar-benar ikhlas karena Allah, sebab  Jika kita beramal mengharapkan upah atau mencari pahala ataupun untuk menolak siksa. Sungguh !! Suatu amal ibadah kita itu, tidak akan memperoleh apapun, bila amal kita itu dikaitkan kepada sesuatu selain karena Allah.

                     Beramal ibadah itu, haruslah tujuannya karena Allah, ikhlas karena Allah, ridha karena Allah. Didalam ibadah itu, bukan pahala dipinta, bukan upah dipinta, bukan syurga dipinta, bukan untuk dijauhi bahasa siksa dipinta. Tetapi tujuan beramal ibadah itu cuma satu dipinta yakni : " LILLAAHI TA'ALA " Inilah akhir niat, akhir penyerahan diri secara ikhlas. Sedangkan pemberian dari Allah itu adalah haq Allah setelah beramal ibadah. Allah yang menilai amalan kita, ibadah kita, ikhlas atau tidak karena-Nya.

                  Daripada itu, Sebaik-baik bagi diri kita adalah :" TAWAKKAL 'ALALLAH ". Karena Allah, inilah dikatakan Ikhlas, penyerahan segala perbuatan amal ibadah karena Allah Ta'ala. Barulah niat itu sampai tujuannya. Kita ini tidak ada daya upaya apapun kecuali penyerahan diri hanya kepada-Nya secara ikhlas. Itulah niat namanya. Karena itu, Amal semacam ini, sangatlah erat dengan maksud lain yang sama sekali tidak bernilai ibadah. Yang semestinya semata-mata didasari untuk mencapai keridha'an Allah Ta'ala. Begitupun sebaliknya, jika amal ibadah kita itu, dilakukan karena takut adanya gangguan dsb, ataupun takut siksa Allah, kalau tidak berbuat baik atau tidak beribadah.

                     Jadi, sikap kita dalam ibadah, hanyalah dipersembahkan kepada Allah semata-mata, dengan hati yang ikhlas dan ridha. Tugas kita sebagai hamba-Nya adalah MELAKUKAN PENGABDIAN KEPADA ALLAH DENGAN PENUH KETA'ATAN SESUAI DENGAN SIFAT-SIFAT-NYA MENURUT IRADAH DAN HUKUM-NYA. Bukan atas dasar kemauan kita sendiri. Perkara ini menuntut atas kita sebagai hamba-Nya untuk beribadah secara ikhlas, mencari kirida'an Allah, bukan karena tuntutan kemauan kita untuk meminta upah dan pahala ataupun menolak bahaya dan siksa.

                       Kedudukan kita sebagai hamba, tidak berhaq menuntut sesuatu pun kepada Allah, sehingga Dia- pun menjadi tidak menuntut sesuatupun pada kita. Bila sudah demikian. Hubungan antara kita (abid) dan Allah (Ma'bud), maka kita sudah melakukan pengabdian kepada-Nya dengan penuh kecintaan. Ketita kita sudah melakukan tugas kita dengan penuh kecintaan, maka tentu kita akan menyerahkan segala harapan dan keinginan kita kepada ALLAH yang kita cintai.

                         Nah Apa yang telah kami uraikan diatas, dapatlah kita mengerti dan memahami, apa tujuan kita dalam beribadah. Daripada itu, kita harus ikhlas dan ridha. Karena tujuan kita beribadah hanyalah kepada Allah yang satu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHUSYU' DAN HUDHUR

"Sungguh, berbahagialah orang-orang mu'min yakni mereka  yang khusyu' dalam shalatnya" (QS. Al-Mu'minun 23 : 1-2)           Disini kita mengutip lagi tentang khusyu' dan hudhur, agar Anda memahami tentang maksud makna arti kedua ini, biar Anda jelas apa itu khusyu' dan apa itu hudhur. Mari simak kembali, biar Anda puas memahami maksudnya. KHUSYU' Ketahuilah, Banyak para ulama kita yang beda pendapat memaknai khusyuk itu pendapat pertama menyebut bahwa Khusyu' dalam shalat bisa diperoleh dengan memejamkan mata, merendahkan suara, dan tidak melirik kekanan dan kekiri. Pendapat yang lain mengatakan bahwa Bila shalat sudah dimulai hendaklah ia tidak mempedulikan disekelilingnya, atau tidak ada orang sebelah kanannya maupun disebelah kirinya, serta menganggap tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting selain shalat. Pendapat yang lain pula mengatakan bahwa Khusyu' dapat dicapai dengan mengerahkan ingatan hanya pada Allah dengan seg...

JANGAN HANYUT DAN TERTIPU OLEH PUJIAN

                           Pujian adalah suatu penghalang seorang hamba yang hendak menetapkan hatinya untuk khusyu' kepada Allah, maka perlu kita waspadai diri kita atas pujian manusia.  Ingatlah, tipu daya pujian dapat merusak imannya yang bertauhid, karena orang yang beriman itu, bila ia mendapat pujian, tentu ia merasa takut kepada Allah, dan tentu pujian itu menghalangi suatu perjalanan dirinya tuk menuju hadirat-Nya.  Daripada itu, berdo'alah jika Anda dipuji, agar pujian itu tidak singgah kedalam hati.  Bila hanyut dan tertipu oleh pujian, maka itu sebagai tindakan yang membahayakan hatinya. AJHALUN NAASI MAN TARAKA YAQIINA MAA 'INDAHU LI-ZHANNI MAA 'INDAN NAAS Artinya : " Manusia yang paling bodoh itulah yang suka mengabaikan keyaqinan yang ada pada dirinya. Karena mengikuti dugaan yang ada pada orang lain." Ingatlah! Hanyut dan tertipu dengan pujian dan sanjungan manusia a...