Barangsiapa yang menyembah Allah, karena mengharapkan sesuatu atau dengan
keta'atannya itu, dia harapkan dapat menolak bahaya yang akan menimpa dirinya,
maka dia belum menunaikan tugasnya kepada Allah sesuai dengan sifat-sifat yang
dimiliki-Nya. Hari ini, kita akan belajar satu pelajaran bagi kita semua, agar
kita tahu tujuan beribadah karena Allah, bukankah dalam peribadatan kita ini
dilandasi niat?
BENAR, Niat tanpa Ikhlas, maka ibadahnya kurang sempurna, mungkin
menjadi sia-sia. Tujuan beribadah kita itu, tidak lain adalah ikhlas karena
Allah Ta'aa, maka barulah sampai tujuan niat kita itu. Ikhlaskan dahulu jiwa
dan raga kita karena Allah, artinya menyerahkan diri kepada-Nya semata-mata,
barulah sampai niat kita itu.
Amal ibadah yang kita lakukan dengan amalan, itu belum tentu para
ikhwan dan akhwati, termasuk amal yang benar-benar ikhlas karena Allah, sebab Jika kita beramal mengharapkan upah atau
mencari pahala ataupun untuk menolak siksa. Sungguh !! Suatu amal ibadah kita
itu, tidak akan memperoleh apapun, bila amal kita itu dikaitkan kepada sesuatu
selain karena Allah.
Beramal ibadah itu, haruslah tujuannya karena Allah, ikhlas karena
Allah, ridha karena Allah. Didalam ibadah itu, bukan pahala dipinta, bukan upah
dipinta, bukan syurga dipinta, bukan untuk dijauhi bahasa siksa dipinta. Tetapi
tujuan beramal ibadah itu cuma satu dipinta yakni : " LILLAAHI TA'ALA
" Inilah akhir niat, akhir penyerahan diri secara ikhlas. Sedangkan
pemberian dari Allah itu adalah haq Allah setelah beramal ibadah. Allah yang
menilai amalan kita, ibadah kita, ikhlas atau tidak karena-Nya.
Daripada itu, Sebaik-baik bagi diri kita adalah :" TAWAKKAL
'ALALLAH ". Karena Allah, inilah dikatakan Ikhlas, penyerahan segala
perbuatan amal ibadah karena Allah Ta'ala. Barulah niat itu sampai tujuannya. Kita
ini tidak ada daya upaya apapun kecuali penyerahan diri hanya kepada-Nya secara
ikhlas. Itulah niat namanya. Karena itu, Amal semacam ini, sangatlah erat
dengan maksud lain yang sama sekali tidak bernilai ibadah. Yang semestinya
semata-mata didasari untuk mencapai keridha'an Allah Ta'ala. Begitupun
sebaliknya, jika amal ibadah kita itu, dilakukan karena takut adanya gangguan
dsb, ataupun takut siksa Allah, kalau tidak berbuat baik atau tidak beribadah.
Jadi, sikap kita dalam ibadah, hanyalah dipersembahkan kepada Allah
semata-mata, dengan hati yang ikhlas dan ridha. Tugas kita sebagai hamba-Nya
adalah MELAKUKAN PENGABDIAN KEPADA ALLAH DENGAN PENUH KETA'ATAN SESUAI DENGAN
SIFAT-SIFAT-NYA MENURUT IRADAH DAN HUKUM-NYA. Bukan atas dasar kemauan kita
sendiri. Perkara ini menuntut atas kita sebagai hamba-Nya untuk beribadah
secara ikhlas, mencari kirida'an Allah, bukan karena tuntutan kemauan kita
untuk meminta upah dan pahala ataupun menolak bahaya dan siksa.
Kedudukan kita sebagai hamba, tidak berhaq menuntut sesuatu pun kepada
Allah, sehingga Dia- pun menjadi tidak menuntut sesuatupun pada kita. Bila
sudah demikian. Hubungan antara kita (abid) dan Allah (Ma'bud), maka kita sudah
melakukan pengabdian kepada-Nya dengan penuh kecintaan. Ketita kita sudah
melakukan tugas kita dengan penuh kecintaan, maka tentu kita akan menyerahkan
segala harapan dan keinginan kita kepada ALLAH yang kita cintai.
Nah Apa yang telah kami uraikan diatas, dapatlah kita mengerti dan
memahami, apa tujuan kita dalam beribadah. Daripada itu, kita harus ikhlas dan
ridha. Karena tujuan kita beribadah hanyalah kepada Allah yang satu.
Komentar
Posting Komentar