Langsung ke konten utama

KETIKA ALLAH HENDAK MEMBERI ANUGERAH KAPADA KITA



                     Apabila Allah hendak memberi karunia kepada Anda, Dia- akan menunjukkan belas-kasih-Nya kepada Anda. Apabila Allah menahan karunia-Nya kepada Anda, maka Dia- akan menunjukkan kekuasaan-Nya kepada Anda. Atas semua itu, Allah ingin memperkenalkan Diri-Nya kepada Anda, dan menghadapkan wujud kehalusan-Nya kepada Anda.

                   Ungkapan diatas tadi adalah menjadi keharusan kita sebagai hamba untuk mengenal Allah, dan mengetahui sifat-sifat-Nya yang agung, dan nama-nama-Nya yang baik lagi mulia. Tidak ada jalan lain bagi kita untuk mengenal dan mengetahui Allah, kecuali  DENGAN JALAN ALLAH MEMPERKENALKAN DIRI-NYA KEPADA KITA, DAN KITA BERKEINGINAN UNTUK MENGENAL-NYA. Yang demikian Ini merupakan jalan untuk ma'rifat kepada Allah Ta'ala.

                    Pada lazimnya, kita baru mengenal Allah, apabila sudah diturunkan kepada kita bencana dan hukuman. Bencana dan hukuman itu yang diturunkan Allah pada kita itu adalah SEBAGAI PERINGATAN DAN PENDIDIKAN BAGI KITA. Mengenai perkara ini Ada dua macam yaitu :

1. Pemberian yang sesuai dengan kehendak dan kemauan kita. Dengan karunia itu, Allah berkeinginan hendak membuktikan dan menunjukkan kebaikan-Nya kepada kita. Kemurahan, kehalusan, keadilan dan kasih-sayang-Nya. Atau yang sesuai dengan sifat-sifat-Nya, dan nama-nama-Nya yang baik dan sempurna.

2. Penolakan yang sesuai pula dengan sikap sert tabi'at kita.Dengan penolakan ini... Allah hendak menunjukkan kepada kita keperkasaan dan kekuasaan-Nya. Juga Allah menunjukkan bahwa :  DIA- TIDAK BERGANTUNG DAN TERIKAT OLEH KEHENDAK DAN KEMAUAN MANUSIA DAN MAKHLUQ LAINNYA . Karena, Dia- Adalah : ALLAHUL KHALIQUL QADIIR, Maha Memelihara dan berkehendak.

Seharusnya Kita tidak membedakan antara kedua kondisi itu. Jika kita ingin mengenal Tuhan kita, janganlah kita terbawa oleh kepentingan dan keperluan menurut kehendak kita sendiri. Karena Ketika Allah menahan pemberian dari kita, pada hakikatnya itu adalah MENGANDUNG ANUGERAH YANG BESAR BAGI KITA.

                    Kedua kondisi itu. Tetap sebagai anugerah bila kita mampu memahaminya. Karena perkara itu, adalah MERUPAKAN WUJUD KEKUASAAN DAN KEHALUSAN KEHENDAK ALLAH 'AZZA WA JALLA.

INNAMA YU'LIMUKAL MAN'U LI'ADAMI FAHMIKA 'ANILLAAHI FIIHI
Artinya : " Sebenarnya yang membuat kamu sakit dan bersedih atas penolakan Allah terhadap permintaanmu, hanyalah karena kamu sendiri yan belum mengerti hikmah yang tersembunyi didalamnya " Maka, dengan demikian, Sesungguhnya penolakan dan pemberian Allah itu pada kita, sebenarnya pada pada hakikatnya adalah : " SAMA-SAMA SEBAGAI ANUGERAH DAN KENI'MATAN YANG TERBESAR "

                   Sebagaimana yang telah kami jelaskan diatas tadi. Tetapi Yang terpenting bagi kita sebagai hamba adalah : TETAP BERIBADAH DAN TERUS TA'AT. DAN SEMAKIN MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH DALAM MENGHADAPI KONDISI YANG KEDUA TADI. Jangan sampai kita merasa sakit dan bersedih, ketika permintaan kita itu ditolak. Dan seakan tidak dikabulkan dalam pandangan mata zahir kita. Dan jangan pula kita terhanyut dalam kesenangan, ketika secara zahiriah permintaan dikabulkan oleh Allah Ta'ala.

Akhir dari kami dalam kutipan ini : " INGAT !!  Ketika kefakiran itu mengenai orang yang fakir, maka hendaklah ia bersikap pertama :

1. Hendaklah kefakiran itu, memperkuat keyaqinan dan keimanan Anda kepada Allah Ta'ala.

2. Hendaklah Anda bersyukur kepada Allah, karena : Anda akan terhindar dari musibah dan bencana yang menimpa orang-orang kaya disebabkan karena kekayaannya.

                    Belum sempurna kefakiran Anda itu, sebelum Anda memandang kepada Allah dengan pandangan yang lebih baik atas kefakiran yang menimpa Anda itu, daripada ketika diberi kekayaan. Anda dapat merasakan manis dan ni'matnya tidak mendapatkan pemberian. Bahkan Anda tidak dapat merasakan keni'matan dalam menghadapi pemberianBahkan Anda tidak dapat merasakan keni'matan dalam menghadapi pemberian. Apapun kondisi yang dialami oleh Anda, baik ketika diberi ataupun pada saat ditolak atau tidak mendapatkan pemberian, maka  ANDA TETAPLAH BERIBADAH YANG BAIK DAN TERUS MENINGKATKAN KETA'ATAN DAN IBADAH ANDA KEPADA ALLAH TA'ALA.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHUSYU' DAN HUDHUR

"Sungguh, berbahagialah orang-orang mu'min yakni mereka  yang khusyu' dalam shalatnya" (QS. Al-Mu'minun 23 : 1-2)           Disini kita mengutip lagi tentang khusyu' dan hudhur, agar Anda memahami tentang maksud makna arti kedua ini, biar Anda jelas apa itu khusyu' dan apa itu hudhur. Mari simak kembali, biar Anda puas memahami maksudnya. KHUSYU' Ketahuilah, Banyak para ulama kita yang beda pendapat memaknai khusyuk itu pendapat pertama menyebut bahwa Khusyu' dalam shalat bisa diperoleh dengan memejamkan mata, merendahkan suara, dan tidak melirik kekanan dan kekiri. Pendapat yang lain mengatakan bahwa Bila shalat sudah dimulai hendaklah ia tidak mempedulikan disekelilingnya, atau tidak ada orang sebelah kanannya maupun disebelah kirinya, serta menganggap tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting selain shalat. Pendapat yang lain pula mengatakan bahwa Khusyu' dapat dicapai dengan mengerahkan ingatan hanya pada Allah dengan seg...

JANGAN HANYUT DAN TERTIPU OLEH PUJIAN

                           Pujian adalah suatu penghalang seorang hamba yang hendak menetapkan hatinya untuk khusyu' kepada Allah, maka perlu kita waspadai diri kita atas pujian manusia.  Ingatlah, tipu daya pujian dapat merusak imannya yang bertauhid, karena orang yang beriman itu, bila ia mendapat pujian, tentu ia merasa takut kepada Allah, dan tentu pujian itu menghalangi suatu perjalanan dirinya tuk menuju hadirat-Nya.  Daripada itu, berdo'alah jika Anda dipuji, agar pujian itu tidak singgah kedalam hati.  Bila hanyut dan tertipu oleh pujian, maka itu sebagai tindakan yang membahayakan hatinya. AJHALUN NAASI MAN TARAKA YAQIINA MAA 'INDAHU LI-ZHANNI MAA 'INDAN NAAS Artinya : " Manusia yang paling bodoh itulah yang suka mengabaikan keyaqinan yang ada pada dirinya. Karena mengikuti dugaan yang ada pada orang lain." Ingatlah! Hanyut dan tertipu dengan pujian dan sanjungan manusia a...