Langsung ke konten utama

KETIKA DOSA SEBAGAI PENYEBAB SAMPAI KEHADIRAT ALLAH


                    Mungkin Allah telah membuka pintu keta'atan bagimu, tetapi belum dibukakan pintu pengabulan bagimu. Bisa jadi Allah membiarkanmu berbuat dosa, ketika dosa itu sebagai penyebab kamu sampai kehadirat-Nya. Ketahuilah, Seharusnya kita sebagai hamba, tidak melihat segala sesuatu dari bentuk lahir kita semata. Tetapi, hendaklah kita ini memandang pada hakikat kita.

                         Jadi, bentuk zahir dari suatu kebaktian atau keta'atan, tidak serta-merta menunjukkan adanya penerimaan atau diterimanya amal ibadah kita itu, karena  Amal kita itu, masih terancam oleh berbagai bahaya, dan penyakit yang akan mengotori keikhlasan kita. Penyakit dan afat-afat itulah yang mencegah dan sebagai penghalang bagi diterimanya amal kita itu. Begitupun sebaliknya, Wujud adanya dosa itu, tidak serta merta menyebabkan kita terlempar jauh dari Allah Ta'ala. Karena bisa jadi hal itu, sebagai penyebab kita, malah semakin mendekat kepada Allah, dan sampai kehadirat-Nya.

                         Sebagaimana dikatakan : " Betapa banyak dosa yang menyebabkan seorang hamba masuk kedalam syurga." Karena ia bertaubat dan terus mendekat kepada Allah Ta'ala. Sehingga taubatnya diterima oleh Allah Ta'ala. Bukankah Allah mencintai orang-orang yang bertaubat ?? Sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda : WAL LADZII NAFSI BIYADIHI LAW LAM TUDZNIBUU LADZAHABA-LLAAH BIKUM WA LAJAA-A BI QAUMIN YUDZNIBUUNA FAYASTAGHFIRUNA-LLAAHA FAYUGHFARU LAHUM.
Artinya : " Demi Allah yang jiwaku berada didalam tangan-Nya. Seandainya kalian tidak pernah berdosa, tentu Allah akan melenyapkan kalian. Lalu menggantikan ka5ian dengan orang-orang yang berbuat dosa. Lalu mereka meminta ampun kepada Allah. Dan Allah berkenan mengampuninya."

                      Ketahuilah, Amal ibadah yang tidak diterima itu, karena ia membangga-banggakan serta mengandalkan amal yang dilakukannya. Dia merasa sombong karena bisa melakukannya dan memandang rendah serta hina orang yang tidak melakukannya. Sementara orang yang berbuat dosa, membuat ia semakin dekat kepada Allah dan masuk syurga.

                 KENAPA BISA BEGITU ? Karena seorang hamba tergelincir berbuat dosa, segera ia bertaubat, kembali kepada Allah, dan terus semakin dekat kepada-Nya. Dia memandang hina dirinya dan memandang mulia orang lain yang tidak melakukannya.

Abu Hazim ra berkata : " Sesungguhnya seorang hamba melakukan kebaikan, ia merasa senang dan baik ketika melakukannya. Namun Allah tidak menjadikan keburukan yang paling berbahaya baginya daripada amalnya. Sebaliknya, seorang hamba yang melakukan kema'siatan, ia merasa jahat dan buruk ketika melakukannya. Padahal Allah tidak menjadikan baginya kebaikan yang paling berguna daripada keburukan itu.

             KENAPA BISA BEGITU ? Karena ketika seorang hamba melakukan kebaikan yang dipandangnya baik dan menyenangkan, ternyata penyakit 'ujub, riya' dan merasa dirinya paling baik dari orang lain. Maka Allah menghapus dan melebur kebaikannya itu, bahkan ikut menyertai hangus pula amal-amal kebaikan lainnya.

               Begitupun sebaliknya, seorang hamba yang melakukan kesalahan dan dosa, dia memandang dan merasa dirinya terhina ketika melakukan kema'siatan itu, Maka : Dengan sebab dosa itu, membuatnya lari kencang mendekat kepada Allah Ta'ala. Bertaubat dan diterima taubatnya oleh Allah Ta'ala.

                      Nah, Semoga dengan pengertian ini, dapatlah kita semua, untuk selalu berbuat baik. Baik yang jauh maupun dekat. Karena itu, agama Islam mengajarkan kita selalu bermurah hati. Dengan jalan kembali yakni Taubat yang sesungguhnya, maka tujuan kita kepada-Nya akan sampai kehadirat-Nya.

                              Lebih dan terkurang dalam hal penyampaian ini, semoga kita beramal, semata-mata karena Allah. Orang yang baik dan berakhlaq mulia tanpa meminta pujian kebaikannya, maka ia layak disebut hamba Allah. Daripada itu, mari kita sama-sama menyatukan ikatan Ukhuwwah Islamiah kita, baik orang yang dikenal maupun tidak dikenal, agar kita dikatakan Ummat Rahmatan fil 'alamin..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHUSYU' DAN HUDHUR

"Sungguh, berbahagialah orang-orang mu'min yakni mereka  yang khusyu' dalam shalatnya" (QS. Al-Mu'minun 23 : 1-2)           Disini kita mengutip lagi tentang khusyu' dan hudhur, agar Anda memahami tentang maksud makna arti kedua ini, biar Anda jelas apa itu khusyu' dan apa itu hudhur. Mari simak kembali, biar Anda puas memahami maksudnya. KHUSYU' Ketahuilah, Banyak para ulama kita yang beda pendapat memaknai khusyuk itu pendapat pertama menyebut bahwa Khusyu' dalam shalat bisa diperoleh dengan memejamkan mata, merendahkan suara, dan tidak melirik kekanan dan kekiri. Pendapat yang lain mengatakan bahwa Bila shalat sudah dimulai hendaklah ia tidak mempedulikan disekelilingnya, atau tidak ada orang sebelah kanannya maupun disebelah kirinya, serta menganggap tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting selain shalat. Pendapat yang lain pula mengatakan bahwa Khusyu' dapat dicapai dengan mengerahkan ingatan hanya pada Allah dengan seg...

DUA KENI'MATAN BESAR

Dua macam keni'matan. Tiada satu makhluq pun yang terlepas dari keduanya, yaitu Ni'mat ciptaan (al-ijad). Dan ni'mat kelestarian (al-imdad). Disini sedikit kami menguraikan tentang dua hal macam keni'matan yang Allah berikan kepada kita. Nikmat penciptaan (al-ijad) dan ni'mat pemeliharaan atau pelestarian (al-imdad) adalah   Merupakan dua ni'mat yang biasa dibutuhkan oleh setiap yang maujud. Dengan ni'mat penciptaan (al-ijad), membuat sesuatu yang semula tidak ada menjadi ada. Setelah sesuatu tercipta, maka pasti membutuhkan pemeliharaan, pengembangan dan pelestarian akan keberadaan dan eksistensinya. Itulah ni'mat " al-imdad ". AN'AMA 'ALAYKA AWWALAN BIL IIJAADI WA TSAANIIHAA BI TAWAALIIL IMDAADI. Artinya :   " Kenik'matan dari Allah Ta'ala yang pertama adalah Ni'mat ijad. Seterusnya adalah ni'mat imdad, yang terus-menerus disempurnakan." Ketahuilah, Wujud dari segala yang diciptakan (makhluq), te...