Mungkin Allah telah membuka pintu keta'atan bagimu, tetapi belum
dibukakan pintu pengabulan bagimu. Bisa jadi Allah membiarkanmu berbuat dosa,
ketika dosa itu sebagai penyebab kamu sampai kehadirat-Nya. Ketahuilah, Seharusnya
kita sebagai hamba, tidak melihat segala sesuatu dari bentuk lahir kita semata.
Tetapi, hendaklah kita ini memandang pada hakikat kita.
Jadi, bentuk zahir dari suatu kebaktian atau keta'atan, tidak
serta-merta menunjukkan adanya penerimaan atau diterimanya amal ibadah kita
itu, karena Amal kita itu, masih
terancam oleh berbagai bahaya, dan penyakit yang akan mengotori keikhlasan
kita. Penyakit dan afat-afat itulah yang mencegah dan sebagai penghalang bagi
diterimanya amal kita itu. Begitupun sebaliknya, Wujud adanya dosa itu, tidak
serta merta menyebabkan kita terlempar jauh dari Allah Ta'ala. Karena bisa jadi
hal itu, sebagai penyebab kita, malah semakin mendekat kepada Allah, dan sampai
kehadirat-Nya.
Sebagaimana dikatakan : " Betapa banyak dosa yang menyebabkan
seorang hamba masuk kedalam syurga." Karena ia bertaubat dan terus
mendekat kepada Allah Ta'ala. Sehingga taubatnya diterima oleh Allah Ta'ala. Bukankah
Allah mencintai orang-orang yang bertaubat ?? Sebagaimana dijelaskan dalam
hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda : WAL
LADZII NAFSI BIYADIHI LAW LAM TUDZNIBUU LADZAHABA-LLAAH BIKUM WA LAJAA-A BI
QAUMIN YUDZNIBUUNA FAYASTAGHFIRUNA-LLAAHA FAYUGHFARU LAHUM.
Artinya : " Demi Allah yang jiwaku berada didalam tangan-Nya.
Seandainya kalian tidak pernah berdosa, tentu Allah akan melenyapkan kalian.
Lalu menggantikan ka5ian dengan orang-orang yang berbuat dosa. Lalu mereka
meminta ampun kepada Allah. Dan Allah berkenan mengampuninya."
Ketahuilah, Amal ibadah yang tidak diterima itu, karena ia
membangga-banggakan serta mengandalkan amal yang dilakukannya. Dia merasa
sombong karena bisa melakukannya dan memandang rendah serta hina orang yang
tidak melakukannya. Sementara orang yang berbuat dosa, membuat ia semakin dekat
kepada Allah dan masuk syurga.
KENAPA BISA BEGITU ? Karena seorang hamba tergelincir berbuat dosa,
segera ia bertaubat, kembali kepada Allah, dan terus semakin dekat kepada-Nya. Dia
memandang hina dirinya dan memandang mulia orang lain yang tidak melakukannya.
Abu Hazim ra berkata : " Sesungguhnya seorang hamba melakukan
kebaikan, ia merasa senang dan baik ketika melakukannya. Namun Allah tidak
menjadikan keburukan yang paling berbahaya baginya daripada amalnya. Sebaliknya,
seorang hamba yang melakukan kema'siatan, ia merasa jahat dan buruk ketika
melakukannya. Padahal Allah tidak menjadikan baginya kebaikan yang paling
berguna daripada keburukan itu.
KENAPA BISA BEGITU ? Karena ketika seorang hamba melakukan kebaikan
yang dipandangnya baik dan menyenangkan, ternyata penyakit 'ujub, riya' dan
merasa dirinya paling baik dari orang lain. Maka Allah menghapus dan melebur
kebaikannya itu, bahkan ikut menyertai hangus pula amal-amal kebaikan lainnya.
Begitupun sebaliknya, seorang hamba yang melakukan kesalahan dan dosa,
dia memandang dan merasa dirinya terhina ketika melakukan kema'siatan itu, Maka
: Dengan sebab dosa itu, membuatnya lari kencang mendekat kepada Allah Ta'ala. Bertaubat
dan diterima taubatnya oleh Allah Ta'ala.
Nah, Semoga dengan pengertian ini, dapatlah kita semua, untuk selalu
berbuat baik. Baik yang jauh maupun dekat. Karena itu, agama Islam mengajarkan
kita selalu bermurah hati. Dengan jalan kembali yakni Taubat yang sesungguhnya,
maka tujuan kita kepada-Nya akan sampai kehadirat-Nya.
Lebih dan terkurang dalam hal penyampaian ini, semoga
kita beramal, semata-mata karena Allah. Orang yang baik dan berakhlaq mulia
tanpa meminta pujian kebaikannya, maka ia layak disebut hamba Allah. Daripada
itu, mari kita sama-sama menyatukan ikatan Ukhuwwah Islamiah kita, baik orang
yang dikenal maupun tidak dikenal, agar kita dikatakan Ummat Rahmatan fil
'alamin..
Komentar
Posting Komentar