Langsung ke konten utama

PEMBERIAN ORANG LAIN JANGAN MENJADI PENGHALANGMU, INGAT PADA PEMBERI YANG SEBENARNYA


                Menerima pemberian dari makhluq (manusia), itu bisa menjadi penghalang. Sedangkan mengelakkan karena Allah, itu adalah lebih baik. Pemberian kita ini kepada orang lain, pada hakikatnya adalah SEBAGAI PENGHALANG BAGI ORANG YANG DIBERI SECARA HAKIKAT.

                   Nah, jadi Ketika kita menerima pemberian itu, tentu kita akan terpaku ingatan kita kepada si pemberi. Kita melihat pemberian itu sebagai ni'mat dari orang yang memberikan kepada kita, semata-mata. Sehingga menghalangi kesadaran kita, bahwa PEMBERIAN ITU PADA HAKIKATNYA ADALAH BERASAL DARI ALLAH TA'ALA.

                 Kita hendaklah menghindari dari menerima pemberian orang, dengan mengharapkan akan mendapatkan lagi pemberian yang sama dari hamba Allah lainnya. Karena Harapan seperti itu membuat kita terlibat kepada harapan selain Allah yang sangat membahayakan terhadap iman kita" Sebab DALAM KE IMANAN, NI'MAT DAN ANUGERAH ITU SEBENARNYA DARI ALLAH JUA. Menerima pemberian yang halal dari orang lain itu, tidaklah salah, Tetapi Mengharapkan pemberian yang terus-menerus itu, akan mengalihkan harapan kita itu kepada selain Allah. Itulah yang menjadi penghalang kita. Karena akan merusak keimanan kita nanti.

                     Menghindari pemberian yang tidak pada tempatnya, akan menempatkan diri kita pada martabat kita. Sebab, kita tetap berdiri didepan pintu hati kita yang bersih, agar kita berwibawa dan tidak jatuh. Tetapi penerimaan pemberian itu, hendaklah kita tetap dalam kesadaran kita bahwa  PADA HAKIKATNYA PEMBERIAN ITU BERASAL DARI ALLAH MELALUI SIAPA YANG DIKEHENDAKI-NYA.

Ali bin Abi Thalib ra mewasiatkan kepada kaum muslimin : " Janganlah Anda merasa ada yang memberi ni'mat selain dari Allah Ta'ala. Anggaplah semua ni'mat dan pemberian itu yang Anda terima dari selain Allah, adalah satu kesalahan.
Anda harus menganggapnya sebagai pemberian, bukan dari manusia, akan tetapi pada hakikatnya dari Allah semata."

Seorang Hukama berkata : " Menanggung kebaikan dari pemberian manusia akan menjadi beban bagi Anda, dibandingkan dengan kesabaran. Karena menderita kekurangan."

                           Nah para Ikhwan dan juga Akhwati, tidak berarti. Apabila sesama muslim, memberi kepada sesama muslim harus ditolak. Apabila pemberian dalam rangka hubungan silaturrahim dan mu'amalah yang tulus dan shaleh. Islam juga tidak memperbolehkan menolak pemberian sesama saudaranya, selama pemberian itu tidak menjatuhkan martabatnya sebagai hamba Allah, dan tidak menyebabkan ia lupa bahwa : " Semua yang diterima, tidak semata-mata dari si pemberi. Akan tetapi semata-mata atas karunia Allah Ta'ala "

                 Tetapi , Penolakan yang dapat menyebabkan kita, ingat kepada Allah, berarti merupakan anugerah dan karunia besar dari Allah, untuk kita." Daripada itu, sebelum menerima atau memberi sesuatu, baik berupa harta, uang, dan banyak lagi, haruslah ingat Allah. Kenapa? Setiap yang menerima itu adalah ni'mat yang menggoda iman. Dan setiap yang memberi itu termasuk menggoda hati. Dari sebab itulah, akan muncul suatu penghalang besar antara tipu daya keni'matan dan anugerah.

                    Jadi, ingatlah Allah, sewaktu menerima atau memberi, karena semua itu berasal dari Allah. Insya Allah, kita akan mampu menjaga martabat diri kita dihadapan-Nya. Semoga kutipan hikmah ini, dapat kita resapi bersama, agar perjalanan kita menuju Allah, tidak tertutup suatu penghalang dihadapan kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHUSYU' DAN HUDHUR

"Sungguh, berbahagialah orang-orang mu'min yakni mereka  yang khusyu' dalam shalatnya" (QS. Al-Mu'minun 23 : 1-2)           Disini kita mengutip lagi tentang khusyu' dan hudhur, agar Anda memahami tentang maksud makna arti kedua ini, biar Anda jelas apa itu khusyu' dan apa itu hudhur. Mari simak kembali, biar Anda puas memahami maksudnya. KHUSYU' Ketahuilah, Banyak para ulama kita yang beda pendapat memaknai khusyuk itu pendapat pertama menyebut bahwa Khusyu' dalam shalat bisa diperoleh dengan memejamkan mata, merendahkan suara, dan tidak melirik kekanan dan kekiri. Pendapat yang lain mengatakan bahwa Bila shalat sudah dimulai hendaklah ia tidak mempedulikan disekelilingnya, atau tidak ada orang sebelah kanannya maupun disebelah kirinya, serta menganggap tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting selain shalat. Pendapat yang lain pula mengatakan bahwa Khusyu' dapat dicapai dengan mengerahkan ingatan hanya pada Allah dengan seg...

JANGAN HANYUT DAN TERTIPU OLEH PUJIAN

                           Pujian adalah suatu penghalang seorang hamba yang hendak menetapkan hatinya untuk khusyu' kepada Allah, maka perlu kita waspadai diri kita atas pujian manusia.  Ingatlah, tipu daya pujian dapat merusak imannya yang bertauhid, karena orang yang beriman itu, bila ia mendapat pujian, tentu ia merasa takut kepada Allah, dan tentu pujian itu menghalangi suatu perjalanan dirinya tuk menuju hadirat-Nya.  Daripada itu, berdo'alah jika Anda dipuji, agar pujian itu tidak singgah kedalam hati.  Bila hanyut dan tertipu oleh pujian, maka itu sebagai tindakan yang membahayakan hatinya. AJHALUN NAASI MAN TARAKA YAQIINA MAA 'INDAHU LI-ZHANNI MAA 'INDAN NAAS Artinya : " Manusia yang paling bodoh itulah yang suka mengabaikan keyaqinan yang ada pada dirinya. Karena mengikuti dugaan yang ada pada orang lain." Ingatlah! Hanyut dan tertipu dengan pujian dan sanjungan manusia a...