Seorang mukmin suka sibuk memuji syukur kepada Allah, agar tidak sempat memandang atas memuji diri sendiri, sebagaimana ia sibuk menunaikan kewajiban- kewajiban terhadap Allah, agar ia lupa dan tidak menyebut- mnyebut kepentingan dirinya. Salam dari kami yang menyapa Anda disini, semoga Anda dalam limpahan rahmat dari Allah dan diberi kesehatan serta umur panjang.
Memuji diri, disebabkan merasa telah berbuat amal kebaikan, sedangkan hakikat mukmin itu, tidak merasa mempunyai kebaikan sendiri, karena dia tidak memandang kebaikan itu dari dirinya, tetapi hanya semata-mata dan anugerah Allah. Sebagaiana ia lupa kepentingan diri sendiri, karena sibuk menunaikan kewajiban- kewajibannya terhadap Allah Ta'ala.
LAYSAL MUHIBBUL LADZII YARJUU MIN MAHBUUBIHI 'IWADHAN AW YATHLABU MINHU GHARADHAN FAA-INNAL MUHIBBU MAN YABDZULU LAKA LAYSAL MUHIBBU MAN TABDZULU LAHU
Artinya : " Bukanlah orang yang mencintai itu, orang yang meminta pengganti atau upah dari yang dicintai. Tetapi sebenarnya orang yang cinta Anda itu, dialah yang berkorban untuk Anda, bukan orang yang meminta Anda berkorban untuknya."
Cinta menjadi pendorong bagi seseorang untuk berkorban segala yang dimilikinya, demi kesenangan dan keridhaan kekasih yang dicintainya, tanpa menghitung kerugian dan tidak pula mengharapkan imbalan. Hal seperti ini, merupakan kelaziman bagi orang yang mengaku cinta, karena yang terpenting adalah kekasihnya senang dan bahagia. Kerelaan dan kesukaan kekasih yang dicintainya, itulah yang membahagiakan dan yang menyenangkannya. Ia tidak memperhatikan kepentingan dirinya, tetapi kepentingan kekasihnya. HAKIKAT CINTA ITU, BILA ANDA TELAH DAPAT MEMBERIKAN SELURUH YANG ANDA MILIKI KEPADA YANG ANDA CINTA, SEHINGGA TIDAK ADA APAPUN YANG TERSISA BAGI ANDA.
Komentar
Posting Komentar