Kebutuhan Anda terhadap sesuatu adalah Sifat asli yang melekat pada
Anda. Adapun sebab-sebab yang mengenai Anda merupakan tali pengikat yang
tersembunyi dalam sifat asli Anda itu. Kebutuhan asli yang melekat pada diri
Anda tidak dapat dihilangkan oleh sesutu yang bersifat sementara.
Ketahuilah, Apabila ni'mat Ijad dan Imdad menjadi suatu kebiasaan bagi
kita, maka Sebagai makhluq, kita membutuhkan akan sesuatu yang merupakan sifat
yang mendasar bagi kehidupan kita sekalipun kita kaya dengan wujud dua
keni'matan itu. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan kita yang bersifat sementara,
tidak bisa menghilangkan sifat asli pembawaan kita yaitu " BUTUH ". Sifat
butuh itulah yang semestinya membuka kesadaran kita dalam posisi sebagai hamba
Allah yang harus ta'at dan mengabdi kepada-Nya.
Ketahuilah, Manusia ketika berada dalam kondisi lapang, seringkali ia
lupa kepada Allah yang menganugerahkan ni'mat yang dirasakannya itu sebagai
proses penyadaran baginya, ia diberi musibah seperti sakit, kehilangan harta,
pekerjaan, orang yang dicintainya, rasa lapar, ketakutan dan lain-lain. Namun,
ketika kesulitan dan musibah itu dihilangkan daripadanya. Ia kembali lagi pada
keangkuhan dan kesombongannya, lupa bahwa Yang menghilangkan dari kesulitan itu
adalah ALLAH TA'ALA.
Allah mengingatkan dalam firman-Nya : WA IDZAA MASSAKUMUDH DHURRU FIL
BAHRI DHALLA MAN TAD'UUNA ILLAA IYYAAHU FALAMMAA NAJJAA KUM ILAL BARRI
A'RADHTUM WA KAANAL INSAANU KAFUURA
Artinya : " Dan jika kamu ditimpa bahaya dilautan, niscaya
hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia-. Maka ketika Dia- menyelamatkan
kamu kedaratan, kamu berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima
kasih." (QS. Al-Isra' : 65)
Firman Allah Ta'ala yang artinya : " Dan bila manusia ditimpa
bahaya, dia berdo'a kepada Kami- dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri. Tetapi
setelah Kami- hilangkan bahaya itu darinya, dia (kembali) melalui (jalannya
yang sesat). Seolah-olah dia tidak pernah berdo'a kepada Kami- untuk
(menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang yang melampaui
batas itu, memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan." (QS. Yunus :
12)
Allah juga berfirman : WA IZAA MASSAL INSAANA DHARRUN DA'AA RABBAHU
MUNIIBAN TSUMMA IDZAA KHAWWALAHU NI'MATUN MINHU NASIYA MAA KAANA YAD'UU ILAYHI
MIN QABLU WA JA'ALA LILLAAHI ANDAADAN LIYUDHILLA 'AN SABIILIHI QUL TAMATTA' BI
KUFRIKA QALIILAN INNAKA MIN ASH.HAABIWA IZAA MASSAL INSAANA DHARRUN DA'AA
RABBAHU MUNIIBAN TSUMMA IDZAA KHAWWALAHU NI'MATUN MINHU NASIYA MAA KAANA YAD'UU
ILAYHI MIN QABLU WA JA'ALA LILLAAHI ANDAADAN LIYUDHILLA 'AN SABIILIHI QUL
TAMATTA' BI KUFRIKA QALIILAN INNAKA MIN ASH.HAABIN NAAR
Artinya : " Dan bila
manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon kepada Tuhan-nya dengan kembali
kepada-Nya. Kemudian bila Tuhan memberi ni'mat-Nya kepadanya, lupalah dia akan
kemudharatan yang pernah dia berdo'a untuk (menghilangkan sebelum itu. Dan dia
mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari
jalan-Nya. Katakanlah : " Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu
sementara waktu, sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka." (QS.
Az-Zumar : 8).
Ketika akal orang-orang umum, tidak mampu memahami keni'matan yang
besar yang dianugerahkan kepadanya itu, maka Akan ditujukan kepada mereka
kekuasaan dan keperkasaan Allah. Sehingga dengan begitu, semestinya mereka akan
sadar bahwa MEREKA ADALAH SEBAGAI HAMBA ALLAH YANG SANGAT MEMBUTUHKAN
PERTOLONGAN DAN ANUGERAH-NYA
KHAYRU AWQAATIKA WAQTUN TASYHADU FIIHI WUJU8 FAA QATIKA WA TURADUN
FIIHI ILAA WUJUUDI DZILLATIKA.
Sebaik-baik waku ketika hidupmu adalah Di waktu kamu mengakui akan kebutuhan
kepada Allah Ta'ala. Dan kembali mengingat kerendahan dirimu.
Firman Allah Ta'ala dalam surah Az-Zumar ayat : 49. Yang artinya Maka
bila manusia ditimpa bahaya ia menyeru kepada Kami. Kemudian bila Kami- berikan
kepadanya ni'mat dari Kami, ia berkata : Sesungguhnya aku diberi ni'mat itu,
hanyalah karena kepintaranku. Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan
mereka itu tidak mengetahui."
Nah, Daripada itu, bila kita dalam kesusahan, tetaplah kita bersyukur,
agar kita tidak menjadi Insan yang kufur ni'mat. Kita tunjukkan kepada diri
kita bahwa keaslian kita ini adalah hamba yang mengabdi, agar kita benar-benar
hamba yang tidak mendahuiui-Nya. Itulah yang wajib kita Introsfeksi Diri. Insya
Allah, semoga kita menjadi hamba yang benar.
Komentar
Posting Komentar