Langsung ke konten utama

SIFAT ASLI MANUSIA



           Kebutuhan Anda terhadap sesuatu adalah Sifat asli yang melekat pada Anda. Adapun sebab-sebab yang mengenai Anda merupakan tali pengikat yang tersembunyi dalam sifat asli Anda itu. Kebutuhan asli yang melekat pada diri Anda tidak dapat dihilangkan oleh sesutu yang bersifat sementara.

                   Ketahuilah, Apabila ni'mat Ijad dan Imdad menjadi suatu kebiasaan bagi kita, maka Sebagai makhluq, kita membutuhkan akan sesuatu yang merupakan sifat yang mendasar bagi kehidupan kita sekalipun kita kaya dengan wujud dua keni'matan itu. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan kita yang bersifat sementara, tidak bisa menghilangkan sifat asli pembawaan kita yaitu " BUTUH ". Sifat butuh itulah yang semestinya membuka kesadaran kita dalam posisi sebagai hamba Allah yang harus ta'at dan mengabdi kepada-Nya.

                   Ketahuilah, Manusia ketika berada dalam kondisi lapang, seringkali ia lupa kepada Allah yang menganugerahkan ni'mat yang dirasakannya itu sebagai proses penyadaran baginya, ia diberi musibah seperti sakit, kehilangan harta, pekerjaan, orang yang dicintainya, rasa lapar, ketakutan dan lain-lain. Namun, ketika kesulitan dan musibah itu dihilangkan daripadanya. Ia kembali lagi pada keangkuhan dan kesombongannya, lupa bahwa Yang menghilangkan dari kesulitan itu adalah ALLAH TA'ALA.

Allah mengingatkan dalam firman-Nya : WA IDZAA MASSAKUMUDH DHURRU FIL BAHRI DHALLA MAN TAD'UUNA ILLAA IYYAAHU FALAMMAA NAJJAA KUM ILAL BARRI A'RADHTUM WA KAANAL INSAANU KAFUURA
Artinya : " Dan jika kamu ditimpa bahaya dilautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia-. Maka ketika Dia- menyelamatkan kamu kedaratan, kamu berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih." (QS. Al-Isra' : 65)

Firman Allah Ta'ala yang artinya : " Dan bila manusia ditimpa bahaya, dia berdo'a kepada Kami- dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri. Tetapi setelah Kami- hilangkan bahaya itu darinya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat). Seolah-olah dia tidak pernah berdo'a kepada Kami- untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang yang melampaui batas itu, memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan." (QS. Yunus : 12)

Allah juga berfirman : WA IZAA MASSAL INSAANA DHARRUN DA'AA RABBAHU MUNIIBAN TSUMMA IDZAA KHAWWALAHU NI'MATUN MINHU NASIYA MAA KAANA YAD'UU ILAYHI MIN QABLU WA JA'ALA LILLAAHI ANDAADAN LIYUDHILLA 'AN SABIILIHI QUL TAMATTA' BI KUFRIKA QALIILAN INNAKA MIN ASH.HAABIWA IZAA MASSAL INSAANA DHARRUN DA'AA RABBAHU MUNIIBAN TSUMMA IDZAA KHAWWALAHU NI'MATUN MINHU NASIYA MAA KAANA YAD'UU ILAYHI MIN QABLU WA JA'ALA LILLAAHI ANDAADAN LIYUDHILLA 'AN SABIILIHI QUL TAMATTA' BI KUFRIKA QALIILAN INNAKA MIN ASH.HAABIN NAAR
Artinya :  " Dan bila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon kepada Tuhan-nya dengan kembali kepada-Nya. Kemudian bila Tuhan memberi ni'mat-Nya kepadanya, lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdo'a untuk (menghilangkan sebelum itu. Dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah : " Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu, sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka." (QS. Az-Zumar : 8).

                 Ketika akal orang-orang umum, tidak mampu memahami keni'matan yang besar yang dianugerahkan kepadanya itu, maka Akan ditujukan kepada mereka kekuasaan dan keperkasaan Allah. Sehingga dengan begitu, semestinya mereka akan sadar bahwa MEREKA ADALAH SEBAGAI HAMBA ALLAH YANG SANGAT MEMBUTUHKAN PERTOLONGAN DAN ANUGERAH-NYA

KHAYRU AWQAATIKA WAQTUN TASYHADU FIIHI WUJU8 FAA QATIKA WA TURADUN FIIHI ILAA WUJUUDI DZILLATIKA.
Sebaik-baik waku ketika hidupmu adalah Di waktu kamu mengakui akan kebutuhan kepada Allah Ta'ala. Dan kembali mengingat kerendahan dirimu.

Firman Allah Ta'ala dalam surah Az-Zumar ayat : 49. Yang artinya Maka bila manusia ditimpa bahaya ia menyeru kepada Kami. Kemudian bila Kami- berikan kepadanya ni'mat dari Kami, ia berkata : Sesungguhnya aku diberi ni'mat itu, hanyalah karena kepintaranku. Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui."

                    Nah, Daripada itu, bila kita dalam kesusahan, tetaplah kita bersyukur, agar kita tidak menjadi Insan yang kufur ni'mat. Kita tunjukkan kepada diri kita bahwa keaslian kita ini adalah hamba yang mengabdi, agar kita benar-benar hamba yang tidak mendahuiui-Nya. Itulah yang wajib kita Introsfeksi Diri. Insya Allah, semoga kita menjadi hamba yang benar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHUSYU' DAN HUDHUR

"Sungguh, berbahagialah orang-orang mu'min yakni mereka  yang khusyu' dalam shalatnya" (QS. Al-Mu'minun 23 : 1-2)           Disini kita mengutip lagi tentang khusyu' dan hudhur, agar Anda memahami tentang maksud makna arti kedua ini, biar Anda jelas apa itu khusyu' dan apa itu hudhur. Mari simak kembali, biar Anda puas memahami maksudnya. KHUSYU' Ketahuilah, Banyak para ulama kita yang beda pendapat memaknai khusyuk itu pendapat pertama menyebut bahwa Khusyu' dalam shalat bisa diperoleh dengan memejamkan mata, merendahkan suara, dan tidak melirik kekanan dan kekiri. Pendapat yang lain mengatakan bahwa Bila shalat sudah dimulai hendaklah ia tidak mempedulikan disekelilingnya, atau tidak ada orang sebelah kanannya maupun disebelah kirinya, serta menganggap tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting selain shalat. Pendapat yang lain pula mengatakan bahwa Khusyu' dapat dicapai dengan mengerahkan ingatan hanya pada Allah dengan seg...

JANGAN HANYUT DAN TERTIPU OLEH PUJIAN

                           Pujian adalah suatu penghalang seorang hamba yang hendak menetapkan hatinya untuk khusyu' kepada Allah, maka perlu kita waspadai diri kita atas pujian manusia.  Ingatlah, tipu daya pujian dapat merusak imannya yang bertauhid, karena orang yang beriman itu, bila ia mendapat pujian, tentu ia merasa takut kepada Allah, dan tentu pujian itu menghalangi suatu perjalanan dirinya tuk menuju hadirat-Nya.  Daripada itu, berdo'alah jika Anda dipuji, agar pujian itu tidak singgah kedalam hati.  Bila hanyut dan tertipu oleh pujian, maka itu sebagai tindakan yang membahayakan hatinya. AJHALUN NAASI MAN TARAKA YAQIINA MAA 'INDAHU LI-ZHANNI MAA 'INDAN NAAS Artinya : " Manusia yang paling bodoh itulah yang suka mengabaikan keyaqinan yang ada pada dirinya. Karena mengikuti dugaan yang ada pada orang lain." Ingatlah! Hanyut dan tertipu dengan pujian dan sanjungan manusia a...